PSBB Ketat Membuat Pedagang Terpukul, Anies Diminta Siapkan Antisipasi
JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak mempersulit pedagang berjualan saat PSBB ketat kembali diterapkan.
Ketua Bidang Infokom DPP Ikappi Reynaldi Sarijowan memaparkan data soal omzet pedagang pasar di Jakarta yang mengalami penurunan mencapai 60 hingga 70 persen selama pandemi di DKI Jakarta. Ada sekitar 400 ribu pedagang pasar tradisional dan pedagang kaki lima di sekitar pasar juga mengalami dampak dari wabah virus corona hingga ada yang tak bisa berdagang lagi.
"Pencabutan PSBB transisi menjadi kembali PSBB cukup membuat pedagang terpukul. DPP Ikappi mendorong agar pemerintah menyiapkan langkah-langkah yang memang diharapkan oleh pedagang," kata Reynaldi saat dikonfirmasi, Jumat, 11 September.
Reynaldi juga menolak DKI kembali menerapkan sistem ganjil-genap atau sistem zonasi. "Kami tidak merekomendasikan adanya zonasi seperti yang dilakukan di awal PSBB beberapa bulan lalu," sambungnya.
Penerapan ganjil-genap pasar sempat diterapkan pada awal masa PSBB transisi pertengahan Juni lalu. Ganjil-genap di pasar dilakukan dengan dengan membuka setengah pasar tiap harinya. Kios dengan nomor ganjil beroperasi di tanggal ganjil, sedangkan kios bernomor genap di tanggal genap.
Baca juga:
Sayangnya, penerapan ganjil-genap pasar tidak berjalan efektif. Reynaldi bilang omzet dagang mereka semakin anjlok.
"Zonasi itu justru membuat pedagang semakin sulit dan pendapatan pedagang jauh menurun," tutur dia.
Karena itu, Reynaldi meminta Perumda Pasar Jaya atau pengelola pasar untuk membantu meminimalisir penularan COVID-19 dengan menyediakan sekat plastik antara pedagang dan pembeli.
"Sekat plastik ini sudah dilakukan dibeberapa pasar di Indonesia dan hasilnya cukup efektif. ini yang akan kita dorong untuk dilakukan di Jakarta, sehingga pedagang tetap bisa berjualan sebagaimana mestinya," ujar Reynaldi.