Pelatih Persebaya Minta PSSI dan LIB Evaluasi Aturan Pertandingan di Tengah COVID-19

JAKARTA – Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso menyoroti kualitas kompetisi dan asas keadilan di Liga 1 Indonesia. Itu disampaikan menyikapi lonjakan kasus COVID-19 di kasta tertinggi Indonesia tersebut.

PSSI selaku induk sepak bola nasional dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) diminta untuk membuat evaluasi dan mempertimbangkan aturan pertandingan yang ada. Terlebih lonjakan kasus yang banyak bisa merugikan tim tertentu.

Sampai saat ini PSSI dan LIB masih memegang regulasi pertandingan di masa pandemi seperti yang termuat dalam ayat 7 pasal 52. Inti ayat tersebut adalah laga tidak akan ditunda jika satu tim masih punya 14 pemain yang siap berlaga.

Aturan ini dinilai mengesampingkan asas keadilan sehingga harus dievaluasi kembali. Langkah tersebut dianggap penting untuk diambil demi menjaga kualitas kompetisi musim ini yang sudah berjalan lebih dari 50 persen.

”Bagaimana kalau aturan tersebut diubah, yaitu apabila di satu tim terdapat lebih dari lima pemainnya positif terpapar COVID-19 maka harus ditunda. Sekali lagi, ini demi menjaga kualitas liga dan keadilan,” kata Aji dikutip Antara.

PSSI dan LIB telah memutuskan untuk melanjutkan kompetisi seri keempat di Bali meski ada banyak kasus positif di kalangan pemain dan ofisial. Keputusan itu dibuat berdasarkan beberapa pertimbangkan.

Selain kontrak pemain dan hak siar, PSSI dan LIB mengatakan bahwa kompetisi harus tetap bergulir karena tingkat pemulihan pemain yang tertular COVID-19 persentasenya sangat tinggi mencapai 70 persen dalam waktu 4-5 hari.

Aji mengatakan bahwa situasi seperti ini seharusnya disikapi serius. Ia menggambarkan jika jumlah pemain yang terinfeksi dalam satu tim banyak, maka tim bersangkutan mau tidak mau harus tampil dengan skuad seadanya.

”Sekarang pemain diketahui positif corona satu hari menjelang pertandingan. Padahal, di latihan sudah disiapkan. Pelatih tentu kesulitan karena strategi dan taktikal tidak sesuai harapan, terlebih pemain inti absen,” kata Aji.

Masalah seperti itu sempat terjadi ketika Tira Persikabo menjadi bulan-bulan Bali United beberapa hari lalu. Ketika itu Tira tidak punya kekuatan penuh karena sebagian besar pemainnya positif.

”Kasihan pelatih dan pemain karena terpaksa melakoni pertandingan dengan tidak berkekuatan penuh. Dari sini, tentu asal keadilan sangat dibutuhkan sebab tidak adil kalau satu tim tampil lengkap dan satunya pincang,” ujar Aji.