Gelombang Varian Omicron, Australia Catat Rekor Baru Kasus Infeksi Harian COVID-19

JAKARTA - Australia mengalami lonjakan kasus infeksi COVID-19 karena varian Omicron pada Hari Kamis, menyebabkan banyak pasien dirawat, sementara aturan isolasi menyebabkan kekurangan tenaga kerja, membebani bisnis dan rantai pasokan.

Dengan penghitungan Kamis yang masih belum lengkap, Australia sejauh ini telah melaporkan 72.392 infeksi baru, melebihi catatan 64.774 kasus yang ditetapkan sehari sebelumnya. Sementara, Australia Barat akan mengunggah laporan kasus barunya nanti.

Kondisi ini membuat Perdana Menteri Scott Morrison berada di bawah tekanan atas penanganannya terhadap wabah Omicron, karena kekurangan stok tes antigen dan waktu tunggu berjam-jam di pusat pengujian, jelang pemilihan federal mendatang.

Sukses menahan beban kasus COVID-19 melalui penguncian agresif di awal pandemi, Australia sekarang menderita tingkat infeksi yang jauh lebih tinggi daripada di tempat lain di kawasan Asia-Pasifik. Beberapa ahli epidemiologi Negeri Kangguru memperkirakan yang terburuk belum datang.

Pada Hari Kamis, pemerintah membatalkan visa Novak Djokovic untuk menenangkan kemarahan publik, terkait keputusan untuk memberikan pengecualian medis kepada petenis nomor satu dunia itu dari vaksinasi untuk bermain di Australia Terbuka.

Sementara, pihak berwenang telah melonggarkan persyaratan pengujian dan telah mempersingkat periode karantina untuk kontak dekat tanpa gejala setelah kekhawatiran layanan penting mungkin dibanjiri.

Guna mengurangi tekanan pada bisnis, pemerintah New South Wales (NSW) mendesak perusahaan untuk menghindari meminta staf, yang mungkin telah terpapar virus, untuk melakukan tes sendiri jika mereka tidak menunjukkan gejala apa pun.

"Mereka seharusnya tidak diharuskan untuk menjalani tes. Ini akan memakan waktu untuk perubahan perilaku, karena selama dua tahun terakhir kami telah mengatakan (semua orang) untuk pergi dan diuji," ujar Perdana Menteri NSW Dominic Perrottet kepada stasiun radio 2GB pada Hari Kamis, seperti mengutip Reuters 6 Januari.

Untuk diketahui, sekitar 50 persen pengemudi truk diisolasi karena protokol COVID-19, menempatkan rantai pasokan Australia di bawah "tekanan yang signifikan", kata serikat pekerja transportasi pada Hari Rabu.