Brasil Catat Rekor Kasus Infeksi Harian COVID-19 saat Varian Omicron Menyebar, Puncaknya Diprediksi Februari
Ilustrasi COVID-19 di Brasil. (Wikimedia Commons/Alice Mafra)

Bagikan:

JAKARTA - Brasil mencatat rekor baru kasus infeksi harian COVID-19, mencapai lebih dari 137.000 kasus, menurut angka yang diberikan oleh kementerian kesehatan pada Hari Selasa.

Negara Amerika Selatan berpenduduk 213 juta orang adalah salah satu yang paling parah terkena dampak pandemi virus corona di dunia, dengan lebih dari 620.000 kematian dilaporkan, menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat.

Kasus telah melonjak di Brasil sejak awal tahun karena kedatangan varian Omicron yang sangat menular dan perayaan sekitar Natal dan Tahun Baru. Rata-rata kasus baru harian pada akhir tahun 2021 hanya sekitar 8.000.

Sebelum rekor terbaru, Brasil mencatat angka infeksi harian COVID-19 tertinggi pada Juni 2021 lalu, dengan lebih dari 115.000 kasus dilaporkan dalam periode 24 jam.

"Puncaknya akan tercapai pada Februari, ketika situasi akan kembali stabil," terang ahli epidemiologi Ethel Maciel dari Universitas Federal Espirito Santo kepada AFP, seperti mengutip France24 18 Januari.

Kendati demikian, ada kekhawatiran bahwa peningkatan kasus dapat berdampak pada perayaan karnaval pada akhir Februari. Meski, perayaan karnaval jalanan di kota-kota besar Sao Paulo, Rio de Janeiro dan Salvador telah dibatalkan karena kekhawatiran.

Baik Rio dan Sao Paulo masih berharap untuk mempertahankan parade penuh warna di tempat terbuka "Sambadrome", karena stadion tersebut memungkinkan protokol pengendalian virus yang lebih ketat daripada jalan terbuka.

"Layanan kesehatan masyarakat sudah berada di bawah banyak tekanan dan dua minggu ke depan akan menentukan untuk melihat apa dampak infeksi dari perayaan Tahun Baru pada penerimaan rumah sakit," tukas Maciel.

Selain itu, dia tidak berharap gelombang varian Omicron terbukti mematikan seperti varian sebelumnya.

Untuk diketahui, hampir 70 persen orang Brasil telah divaksinasi penuh, dengan vaksinasi bagi anak-anak berusia 5 tahun dimulai minggu ini, meskipun ada keberatan dari Presiden Jair Bolsonaro.