Inginkan Poros Ketiga, PKS: Penurunan Angka Presidential Threshold ke 4 Persen Paling Efektif

JAKARTA - Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufri, menyambut baik gagasan partai menengah, seperti yang disampaikan PKB, PPP dan PAN untuk mulai membicarakan koalisi atau platform bersama menuju 2024. Dia menilai, komunikasi dan silaturahim politik harus terus dibangun, apalagi ditujukan bagi perbaikan bangsa dan negara ke depan.

Salim pun mengharapkan terbentuknya tiga poros koalisi di Pilpres 2024 untuk menghentikan politik tidak sehat serta pembelahan ekstrim yang terjadi pada Pilpres 2014 dan 2019 lalu. Selain itu, juga untuk mengakomodir dan memberikan banyak pilihan calon pemimpin bangsa.

"Kami meyakini bahwa negeri ini memiliki banyak stok pemimpin yang kredibilitas, integritas, dan akseptabilitasnya memadai untuk memimpin Indonesia ke depan," ujar Salim dalam keterangannya, Jumat, 31 Desember.

Hanya saja, Salim menyadari bahwa keinginan membentuk tiga poros bukan hal yang mudah. Sebab, perlu ada revisi aturan untuk membuka kemungkinan tiga poros tersebut.

Salah satu masalah, kata Salim, banyaknya hambatan untuk membuka pintu kepemimpinan nasional. Misalnya, penerapan ambang batas presiden atau Presidential Threshold (PT) yang terlalu tinggi, yakni 20 persen.

Menurut Salim, dampak dari penerapan PT yang tinggi itu yakni menyempitnya ruang untuk membuka banyak poros dalam mengusung calon presiden. Ujungnya, kata dia, hanya terbentuk dua poros yang justru meningkatkan polarisasi.

Oleh karena itu, Salim menilai, penurunan angka 20 persen menjadi 4 persen sama seperti ambang batas parlemen adalah upaya yang paling efektif.

"Karena itu, upaya paling efektif untuk menghentikan pembelahan politik ekstrim tersebut adalah dengan menurunkan angka PT menjadi lebih proporsional, yakni 4 persen sesuai parliamentary threshold. Sehingga dapat terbentuk minimal 3 poros pasangan calon dalam Pilpres 2024 mendatang," demikian Salim.