Bagikan:

JAKARTA - Terbentuknya poros ketiga dalam Pilpres 2024 masih diupayakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan mengajak Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bahkan, PKB juga ingin melibatkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membentuk poros Islam. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai poros ketiga ini bisa saja terbentuk apabila Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) betul-betul berkoalisi mengusung jagoannya. 

Keinginan PKB untuk mencalonkan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin juga akan terwujud jika Golkar membuat koalisi lain dengan hanya mengajak satu mitra koalisi, misalnya NasDem. Hanya saja, peluang Cak Imin dinilai masih kecil. 

“Silakan saja PKB menawarkan Muhaimin Iskandar sebagai nominasi capres, tetapi tentu tidak mudah,” ujar Dedi di Jakarta, Minggu, 26 Desember. 

Pasalnya, lanjut Dedi, elektabilitas Wakil Ketua DPR itu masih minim jika dibandingkan dengan calon-calon lain dari partai yang elektabilitasnya sama. Terlebih, PAN, PPP dan PKS tentu juga mempertimbangkan calon lain yang elektabilitasnya juga mumpuni. 

“Poros ini menjadi pertarungan tokoh di luar parpol, semisal Anies Baswedan atau Ganjar jika terlempar dari kontestasi internal PDIP,” kata Dedi. 

Diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid membuka peluang partainya memimpin sebuah poros koalisi parpol di Pilpres 2024. PKB pun berkeinginan untuk mencalonkan Ketua Umum Muhaimin Iskandar alias Cak Imi. 

Menurutnya, PKB bisa berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ditambah dengan Partai Amanat Nasional (PAN) atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk memenuhi ambang batas pencalonan pasangan calon presiden dan wakil presiden alias presidential threshold sebesar 20 persen.

"Saya sebagai Wakil Ketua Umum [PKB] bidang Pemenangan Pemilu, saya berkeinginan PKB memimpin poros. PPP kan saudara mestinya ikut, kan sama-sama hijau," kata Jazilul di Gedung DPR, Rabu, 15 Desember. 

"PKB, PPP, tambah satu lagi berangkat itu sudah. Misalkan PAN diajak sudah cukup itu, berangkat kita, bismillah, ya PKS bisa," sambungnya.