Diresmikan Pangeran Charles, Pusat Penelitian Baru AstraZeneca Senilai Rp19 Triliun Tampung 2.200 Ilmuwan
JAKARTA - Pangeran Charles dari Inggris secara resmi membuka fasilitas penelitian dan pengembangan baru milik AstraZeneca senilai 1 miliar pound atau sekitar Rp19.090.301.170.000 di Cambridge, Inggris timur, pada Hari Selasa, seiring keinginan perusahaan untuk meningkatkan produksinya.
AstraZeneca telah memasok dua miliar dosis vaksin COVID-19, yang dikembangkan di Universitas Oxford, dan juga ingin membawa koktail antibodi pencegahan terhadap COVID-19 ke pasar.
Pangeran Charles, putra Ratu Elizabeth sekaligus pewaris takhta, sempat melihat-lihat pameran tentang pandemi hingga demonstrasi bagaimana headset augmented reality dapat membantu pekerjaan laboratorium.
"Dua tahun terakhir adalah salah satu generasi yang paling sulit," kata Pangeran Charles dalam pidato peresmiannya, mengutip Reuters 24 November.
"Tetapi jika kita benar-benar dapat meningkatkan tindakan berkelanjutan yang sangat dibutuhkan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih hijau dan lebih sehat untuk manusia, alam dan satu-satunya planet kita," paparnya.
Sementara itu, CEO AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan pusat tersebut akan "memberi kekuatan pada tahap selanjutnya, dari pertumbuhan perusahaan yang dipimpinnya.
Rencana untuk kantor pusat baru AstraZeneca dan kampus riset dan pengembangan besar di Cambridge diresmikan pada tahun 2013, tetapi biaya dan kerangka waktu telah melebihi perkiraan awal 330 juta pound dan tanggal penyelesaian yang ditargetkan pada tahun 2016.
AstraZeneca, yang memiliki portofolio besar perawatan untuk penyakit seperti kanker, penyakit jantung dan diabetes mengatakan, nantinya pusat tersebut akan mendukung penelitian obat-obatan khusus dan terapi generasi berikutnya, termasuk pengeditan gen dan terapi sel.
"Kami akan memiliki kemajuan yang bisa datang ke klinik dalam tiga, empat tahun ke depan, yang dapat menghasilkan obat baru yang sangat efektif dalam berbagai aspek pengobatan kanker," tukas Dr. Susan Galbraith, wakil presiden eksekutifksekutif AstraZeneca, Penelitian & Pengembangan Onkologi, mengatakan Reuters dalam sebuah wawancara.
"Saya sangat optimis tentang fakta bahwa kita dapat membuat perbedaan besar untuk penyakit ini dalam dekade mendatang," tukasnya.
Baca juga:
- Abaikan Kutukan China, Kapal Perusak Rudal Amerika Serikat Kembali Berlayar di Selat Taiwan
- Selamatkan Pengemudi Wanita yang Pingsan di Jalan Tol dari Kecelakaan Maut, Pria Ini Rela Menabrakkan Mobilnya
- Resmi Sandang Dan-9 Sabuk Hitam Taekwondo, Donald Trump Sejajar dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
- Rusia Alami Lonjakan Kasus Infeksi COVID-19: Presiden Putin Terima Vaksin Dosis Ketiga, Siap Ikuti Uji Coba Vaksin Nasal
Dengan besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk pusat penelitian dan pengembangan baru ini, sekitar 2.200 ilmuwan dapat bekerja di dalamnya, lengkap dengan 16 laboratorium. Ini menjadikannya laboratorium sains terbesar di Inggris bersama dengan Francis Crick Institute di London, dan investasi situs tunggal terbesar perusahaan farmasi hingga saat ini.
Untuk diketahui, dirancang oleh arsitek Swiss Herzog & de Meuron, Discovery Center (Disc) mencakup area seluas delapan lapangan sepak bola, dan merupakan bagian dari cluster biomedis terbesar di Eropa.