22 Februari dalam Sejarah: Soeharto Resmikan Istiqlal yang Sengaja Dibangun Dekat Katedral oleh Soekarno
Istiqlal dan Katedral (Sumber: Commons WIkimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 22 Februari 1978, Masjid Istiqlal diresmikan oleh Presiden Soeharto. Peresmian ditandai dengan pemasangan prasasti di area pintu As-Salam. Karena peresmian itu, 22 Februari rutin diperingati sebagai Hari Istiqlal.

Mengutip Peta Budaya Kemdikbud, pemancangan pertama tiang Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Ir Soekarno pada 24 Agustus 1961. Saat itu kegiatan dilakukan bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW dan disaksikan oleh ribuan Muslim.

Namun pelaksanaan pembangunan kurang berjalan lancar karena situasi politik yang kurang kondusif. Pembangunan Masjid Istiqlal memakan waktu 17 tahun lamanya.

Masjid Istiqlal dibangun di atas puing benteng Belanda. Namun sebelum lokasi itu terpilih, terjadi perdebatan antara Moh Hatta dan Soekarno terkait lokasi pembangunan.

Hatta memiliki pendapat bahwa lokasi pembangunan Masjid Istiqlal yang paling tepat adalah di Jalan Moh. Husni Thamrin atau kini lokasi tersebut merupakan area Hotel Indonesia. Pertimbangannya adalah saat itu lokasi tersebut merupakan lingkungan masyarakat Muslim dan belum ada bangunan.

Namun Soekarno berpendapat lokasi pembangunan Masjid Istiqlal harus di Taman Wilhelmina. Di area tersebut terdapat reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah, pusat perdagangan, dan Istana Merdeka.

Masjid Istiqlal (Sumber: Commons Wikimedia)

Selain itu, Soekarno ingin Istiqlal berdampingan dengan Gereja Katedral sebagai simbol persaudaraan, persatuan, dan toleransi beragama. Unsur keragaman Masjid Istiqlal bertambah lewat terpilihnya arsitek masjid.

Soekarno yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Juri sayembara desain masjid memilih Friedrich Silaban, seorang penganut Kristen Protestan, sebagai arsitek masjid. Friedrich memiliki karya yang berjudul 'Ketuhanan.' Soekarno lalu menjuluki Friedrich Silaban sebagai 'By the grace of God' karena memenangi sayembara itu.

"Arsitektur Istiqlal itu asli, tidak meniru dari mana-mana, tetapi juga tidak tahu dari mana datangnya," kata F. Silaban, mengutip surat kabar Kompas edisi 21 Februari 1978, enam tahun setelah Masjid Istiqlal selesai dibangun.

Masjid Istiqlal (Sumber: Unsplash)

Masjid Istiqlal terdiri dari satu kubah besar yang memiliki diameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Terdapat menara tunggal setinggi 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Selain itu, Masjid Istiqlal juga memiliki daya tampung lebih dari dua ratus ribu jamaah. Tidak heran Masjid Istiqlal menjadi masjid termegah se-Asia Tenggara.

Tidak hanya untuk beribadah, Masjid Istiqlal juga juga sebagai sarana keperluan sosial, informasi, dakwah, pendidikan, dan kegiatan masyarakat lainnya. Masjid ini dikelola oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta.

Daya tarik tamu negara 

Kunjungan Obama ke Istiqlal (Sumber: Commons Wikimedia)

Keunikan bangunan dan sejarah Masjid Istiqlal juga membuat masjid ini ikonik. Tidak heran, Masjid Istiqlal juga dikunjungi oleh tamu-tamu kenegaraan.

Pada 2010, Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Barack Obama, mengunjungi Masjid Istiqlal bersama sang istri Michelle Obama. Didampingi Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub, mereka berkeliling Istiqlal.

Obama mendapatkan penjelasan langsung mengenai sejarah Istiqlal dan arti dari nama Istiqlal yang berarti Kemerdekaan. ''Ketika saya menjelaskan tentang ayat-ayat Alquran yang terpampang di Masjid, Obama terlihat sangat menyimak dan sempat tertawa ketika berada di dekat bedug, karena teringat masa kecilnya,'' kata Ali Mustafa, dikutip dari BBC

Pada 2008, putra mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles juga mengunjungi Masjid Istiqlal. Saat itu Pangeran Charles ke Indonesia untuk mengangkat isu perubahan iklim global dan toleransi umat beragama. Menteri Agama Maftuh Basyuni dan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat itu mendampingi kunjungan tersebut.

SEJARAH HARI INI Lainnya