Bagikan:

YOGYAKARTA - Terowongan Silaturahmi menjadi salah satu simbol toleransi di Indonesia yang memiliki keragaman agama. Terowongan ini menghubungkan dua tempat ibadah besar umat islam dan umat Katolik, yaitu Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. 

Baik Masjid Istiqlal maupun Gereja Katedral merupakan dua tempat peribadatan yang terkenal, serta memiliki bentuk bangunan yang ikonik. Kedua tempat ibadah ini juga memiliki sejarah panjang hingga eksistensinya saat ini. Sebagai upaya mewujudkan semangat toleransi, maka dibangunlah Terowongan Silaturahmi yang terhubung di kedua tempat ini.

Terowongan Silaturahmi selesai dibangun oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR pada pada tahun 2021. Mari mengenal Terowongan Silaturahmi lebih jauh, bagaimana awal pembangunannya dan tujuannya.

Sejarah Pembangunan Terowongan Silaturahmi

Terowongan Silaturahmi adalah sebuah proyek yang diinisiasi pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari renovasi Masjid Istiqlal yang dimulai pada tahun 2019. Pembangunan terowongan ini memiliki tujuan yang mulia, yaitu sebagai simbol kuat persaudaraan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Masjid Istiqlal sendiri merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara, sementara Gereja Katedral merupakan salah satu gereja tertua di Jakarta, dengan sejarah yang panjang sejak era kolonial Belanda. 

Kedekatan fisik kedua tempat ibadah ini selalu menjadi simbol toleransi di Indonesia, khususnya umat Islam dan Katolik. Dengan adanya Terowongan Silaturahmi, kedekatan itu tidak hanya terlihat nyata dalam bentuk fisik dan simbolis, namun juga melalui aktivitas disana. 

Terowongan yang memiliki panjang sekitar 28 meter ini selesai dibangun pada tahun 2021. Secara resmi, terowongan ini dibuka untuk umum pada bulan Februari 2021 oleh Presiden Joko Widodo. Presiden menyebut sebagai "terowongan silaturahmi" yang tidak hanya menghubungkan dua bangunan fisik, tetapi juga menghubungkan hati dan pikiran.

Makna Terowongan Silaturahmi

Terowongan ini memiliki makna yang sangat mendalam, terutama dalam konteks kerukunan umat beragama di Indonesia. Pembangunannya bukan sekadar untuk memudahkan akses antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, tetapi juga sebagai simbol nyata dari semangat persatuan dan toleransi antarumat beragama. 

Dalam kehidupan sehari-hari, terowongan ini menjadi jalur yang dapat digunakan oleh umat Islam yang beribadah di Masjid Istiqlal maupun umat Katolik yang beribadah di Gereja Katedral untuk saling berkunjung tanpa harus keluar ke jalan raya.

Selain itu, terowongan ini juga mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa agama-agama yang berbeda bisa hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. Terowongan Silaturahmi menjadi bukti bahwa perbedaan agama tidak seharusnya menjadi penghalang untuk membangun persaudaraan yang kokoh.

Fakta Terowongan Silaturahmi

Mengutip dari akun Instagram Kementerian PUPR @kemenpupr, berikut ini 4 fakta dari Terowongan Silaturahmi yang perlu Anda tahu:

  1. Terowongan ini tersambung dengan basement parkir lantai 1 di Masjid Istiqlal yang dapat menampung 500 unit mobil.
  2. Dinamakan Terowongan Silaturahmi karena dapat digunakan oleh pengunjung Gereja Katedral maupun pengunjung Masjid Istiqlal Jakarta.
  3. Sebelumnya, terdapat tiga alternatif dalam memfasilitasi ruang parkir, salah satunya adalah jembatan penyeberangan, namun desain jembatan terlalu curam sehingga dipilih alternatif terowongan.
  4. Eksteriornya menggunakan material transparan sehingga kecantikan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang merupakan bangunan cagar budaya tidak terhalang. 

Demikianlah ulasan mengenal Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta. Terowongan ini tidak hanya menjadi penghubung fisik, namun juga sebagai simbol toleransi dan kerukunan umat beragama. Baca juga Paus Fransiskus memaknai Bhineka Tunggal Ika.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.