Mantan Pengurus Ditangkap Densus 88, PKB Minta MUI Berbenah, Tidak Bermewah-mewah dan Kembali ke Khittah

JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Maman Imanulhaq tak setuju dengan wacana pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) usai seorang mantan pengurusnya ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror. Menurutnya, MUI masih dibutuhkan Indonesia.

"Jangan lantaran ada satu pengurusnya yang diduga terlibat jaringan teroris, maka MUI yang menjadi wadah ormas-ormas Islam malah dibubarkan," ujar Maman kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 23 November.

"Di dalam MUI masih banyak tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Dewan Dakwah, Al Irsyad, dan ormas-ormas lain, yang mencintai Indonesia," sambungnya.

Lebih lanjut, Anggota Dewan Syuro PKB ini mengingatkan, bahwa terorisme tidak tumbuh pada kelompok tertentu saja, namun bibit teroris bisa tumbuh di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.

Sehingga publik jangan hanya melihat bahwa teroris timbul dari kelompok agama tertentu saja. Semua pemeluk agama, katanya, memiliki sisi ekstrimis dan terorismenya.

"Itu artinya bibit terorisme bisa keluar dari kelompok manapun. Jangan dengan gampang gebyah uyah, karena ada oknum MUI yang diduga terlibat jaringan teroris maka MUI-nya dituduh teroris semua,” kata Maman.

Kendati demikian, Anggota Komisi VIII DPR itu berharap momentum ini dapat dijadikan evaluasi dan pembenahan di tubuh MUI yang selama ini dinilainya eksklusif. MUI, kata dia, harus kembali kepada khittah-nya sebagaimana yang dilakukan oleh Buya Hamka, ketua MUI pertama, yakni untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam.

Namun pada sisi lain, kata Maman, MUI juga punya peran untuk memberikan kritik atau saran terhadap kebijakan pemerintahan.

"Saya tidak setuju MUI dibubarkan, namun saya ingin MUI melakukan pembenahan. Tidak hanya mewah-mewahan seolah-olah bisa melebihi ormas lain padahal MUI hanya ormas, bukan lembaga resmi negara meski mendapat anggaran dari negara," tegas pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi ini.

Maman mendorong adanya audit keuangan pada MUI sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas keuangan sebagai lembaga yang menikmati anggaran dari negara, termasuk juga audit terhadap keuangan yang didapat dari hasil sertifikasi halal.

Dia juga menegaskan dukungannya kepada Densus 88 dalam aksinya menangkap sejumlah terduga terorisme beberapa waktu lalu. Namun Kiai Maman juga mengingatkan pentingnya keterbukaan informasi atas penangkapan ketiga terduga teroris yang dikenal juga sebagai tokoh pendakwah.

"Sehingga kemudian tidak muncul syakwasangka, seolah-olah bahwa rezim ini anti umat Islam," tandasnya.