JAKARTA - Bank Indonesia (BI) merencanakan pembentukan holding Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren atau Hebitren dalam waktu dekat.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan inisiasi tersebut didasarkan pada keunikan pesantren sekaligus keunggulan kompetitif Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah pada lingkup ekosistem yang sudah ada.
“Potensi tersebut tercermin dari besarnya komunitas pesantren dengan jumlah lebih dari 27.700 lokasi di seluruh Indonesia dan 4 juta orang santri yang terlibat di dalamnya,” ujar dia dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah yang disiarkan secara virtual, Rabu, 21 April.
Menurut Destry, potensi itu menyebabkan pesantren menjadi kekuatan yang strategis, dan pemain kunci dalam industri halal pendukung perekonomian nasional.
“Aktivitas ekonomi di pesantren sebenarnya sudah dimulai lama namun belum optimal. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan memberdayakan pesantren melalui pembentukan holding Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren atau Hebitren. Ini akan menjadi salah satu prioritas kami untuk dikembangkan,” tuturnya.
Destry menambahkan, holding bisnis pesantren yang dicita-citakan ini nantinya akan merangkul unit usaha dalam bentuk koperasi dan banyak pesantren di wilayah yang berdekatan.
“Upaya pembentukan holding ini sejalan dengan langkah Bank Indonesia untuk memperkuat implementasi kebijakan dalam rangka peningkatan peran UMKM, termasuk unit usaha syariah di pesantren melalui konsep korporatisasi,” jelasnya.
Melalui pembentukan holding ini, sambung Destry, maka bukan hanya aktivitas ekonomi pesantren yang semakin besar, namun juga mempunyai bargaining power yang kuat, khususnya dalam penentuan harga.
“Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan kemandirian pesantren dalam menjalankan kegiatan utama,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Ekonom senior itu memprediksi pula bahwa pembentukan holding pesantren akan memperluas inklusi finansial lebih besar dari pada sebelumnya.
“Adanya holding ini akan meningkatkan akses keuangan ataupun pembiayaan, dan akses pasar, termasuk peningkatan tata kelola pesantren secara lebih profesional,” katanya.
“Hebitren, diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam pengembangan usaha syariah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi. Berbagai sektor usaha dikembangkan, seperti, pertanian terintegrasi, industri pengolahan makanan, industri pakaian, energi terbarukan dan usaha syariah lain yang akan diintegrasikan menjadi unit usaha yang lebih besar,” tutup Destry.