Bagikan:

JAKARTA - Aplikasi berbagi video singkat, TikTok, tengah berupaya untuk lepas dari label negara China. Kini perusahaan itu berencana untuk menambah sekitar 10.000 karyawan di Amerika Serikat. 

Dikutip dari Antara, platform milik ByteDance sedang mempertimbangkan untuk sejumlah lokasi untuk mendirikan kantor pusat barunya, termasuk AS dan London. Di mana kini, TikTok telah memiliki sekitar 1.400 karyawan di AS.

TikTok sendiri telah menyewa kantor cabangnya di California, Amerika Serikat (AS) tahun ini. Sekaligus meminta Kevin Mayer, mantan eksekutif Walt Disney Co, untuk menjadi kepala eksekutif TikTok yang berbasis di AS.

Langkah TikTok untuk merekrut ribuan pekerja di AS itu diambil saat perusahaan semakin berada di ujung tanduk pemerintah Trump ketika hubungan AS-China memburuk akibat pandemi virus corona dan langkah Beijing mengekang kebebasan di Hong Kong.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat "mempertimbangkan" larangan penggunaan aplikasi media sosial asal China, termasuk TikTok.

Pekan lalu, pemerintah AS dilaporkan sedang mempelajari risiko keamanan nasional dari sejumlah aplikasi media sosial, termasuk TikTok, dan keputusannya akan diambil dalam beberapa pekan mendatang.