Usaha TikTok Melepaskan Diri dari Lebel Aplikasi China
Ilustrasi TikTok (unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Aplikasi video kreatif TikTok beberapa bulan terakhir memang menjadi pusat perhatian dari berbagai negara karena masalah keamanan. Oleh sebab itu, perusahaan ini berencana untuk membangun kantor pusat di London, Inggris.

Mengutip Reuters, Senin 20 Juli, rencana tersebut telah didiskusikan bersama dengan pemerintah Inggris. TikTok berdalih hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi untuk menjauhkan diri dari kepemilikan China.

Namun, London masih menjadi salah satu lokasi yang dipertimbangkan. Belum ada keputusan lebih lanjut mengenai hal ini.

Perusahaan yang dimiliki ByteDance itu juga telah menyewa kantor di California, Amerika Serikat (AS) tahun ini. Sekaligus meminta Kevin Mayer, mantan eksekutif Walt Disney Co, untuk menjadi kepala eksekutif TikTok yang berbasis di AS.

Sayangnya, TikTok menolak memberikan konfirmasi mengenai rencananya tersebut.

Diketahui, TikTok memang sedang menghadapi pengawasan ketat dari Washington akhir-akhir ini karena masalah keamanan. TikTok dicurigai bisa dipaksa pemerintah China untuk menyerahkan data pengguna dan menjadi mata-mata dari negara tersebut.

Bahkan Presiden AS Donald Trump belum lama ini juga membuat sebuah iklan kampanye yang berisi petisi untuk menolak menggunakan TikTok karena masalah yang sama yakni kemanan nasional.

"Seperti yang telah dilaporkan di beberapa tempat saya pikir TikTok akan menarik diri dari perusahaan induk yang dijalankan oleh Tiongkok dan beroperasi sebagai perusahaan Amerika yang independen. Itu solusi yang jauh lebih baik daripada melarang (atau) mendorongnya keluar," kata kepala penasihat ekonomi Presiden Trump, Larry Kudlow.

Sebagai informasi, TikTok saat ini juga telah mempekerjakan sekitar 1.000 orang di Eropa, dengan sebagian besar dari mereka yang berbasis di Inggris dan Irlandia. The Sunday Times melaporkan bahwa keputusan TikTok untuk membangun kantor pusatnya di Inggris berpotensi menciptakan 3.000 lapangan pekerjaan.

Tidak sedikit yang berlomba-lomba ingin bekerja di perusahaan tersebut. Sebab, platform berbagi video kreatif ini sangat populer dan aplikasinya pun telah diunduh oleh dua miliar pengguna.