Kekecewaan Mark Zuckerberg kepada Trump dalam Atasi Pandemi COVID-19 di AS
Presiden AS Donald Trump (Twitter @realdonaldtrump)

Bagikan:

JAKARTA - Sempat disebut-sebut sebagai pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kini Mark Zuckerberg mengungkapkan rasa kekecewaannya. Pasalnya Trump diklaim lambat menangani pandemi virus corona di AS. 

Dirinya bahkan bingung ketika, imbauan mengenakan masker di tempat umum yang dianjurkan Centers for Disease Control (CDC) tak digubris oleh masyarakat. Bahkan alasan memakai masker pun menjadi bahan politik. 

"Saya memang bersimpati sejak awal ketika jelas bahwa akan ada beberapa wabah. Namun sekarang sudah bulan Juli, dan saya berfikir itu tak bisa dihindari lagi. Itu sangat mengecewakan," komentar Zuckerberg, seperti dikutip CNBC, Jumat, 17 Juli.

Hal itu diungkapkannya saat melakukan wawancara online dengan ahli imunologi Anthony Fauci yang disiarkan melalui Facebook. Zuckerberg juga mengkritisi Gedung Putih yang terkesan lambat dalam pengujian sampel COVID-19, termasuk sikap pemerintah yang membiarkan masyarakatnya berpergian tanpa menggunakan masker. 

"Pemerintah kami, dan pemerintahan ini, secara signifikan kurang efektif dalam menangani hal ini," kata Zuckerberg, seraya membandingkan lonjakan kasus AS baru-baru ini dengan negara-negara lain yang mengalami penurunan kasus baru.

Fauci menanggapi bahwa memang terdapat lonjakan baru kasus COVID-19 di sejumlah negara bagian AS. Beberapa di antaranya yakni Florida, Arizona, Texas dan California, yang kini memiliki peningkatan jumlah kasus baru virus corona. 

Dalam percakapan dengan Zuckerberg, Fauci memohon agar semua orang termasuk anak muda untuk terus menjaga jarak sosial dan langkah-langkah lain untuk mengurangi penyebaran virus.

"Silakan memikul tanggung jawab sosial sebagai bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Anda bukan hanya memiliki tanggung jawab untuk diri sendiri tetapi juga tanggung jawab sosial bahwa Anda terinfeksi bukan hanya Anda dalam ruang hampa. Anda sedang menyebarkan pandemi," tegas Fauci.

Hingga saat ini, kasus COVID-19 AS masih meningkat dengan sangat cepat dan tercatat lebih dari 60.000 kasus positif. Dari jumlah korban tersebut, rata-rata yang terinfeksi adalah orang dengan usia lebih muda, dan banyak pula dari mereka yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19.