Bagikan:

JAKARTA - Mantan Presiden AS, Donald Trump, menyerang CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dalam sebuah pernyataan yang bernada marah. Trump menuduh sumbangan 400 juta dolar AS (Rp5,6 triliun) yang diberikan bos Facebook itu  ke kantor pemilihan lokal tahun lalu, telah membuatnya menjadi penjahat.

"Mark Zuckerberg, menurut pendapat saya, seorang penjahat, diizinkan untuk menghabiskan lebih dari 400 juta (dolar AS) dan karena itu dapat mengubah jalannya pemilihan presiden, dan tidak ada yang terjadi pada Facebook," kata Trump dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email kepada para pendukungnya.

Trump tampaknya mengacu pada 400 juta dolar AS yang disumbangkan Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan ke kantor pemilihan lokal tahun lalu. Uang itu untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan perubahan kebiasaan memilih akibat pandemi virus corona.

Dana itu dihabiskan untuk barang-barang, termasuk peralatan pelindung pribadi seperti masker dan sarung tangan, dan peralatan untuk memproses surat suara pos, Associated Press melaporkan.

Tidak ada bukti bahwa sumbangan Zuckerberg adalah kriminal atau bahkan partisan, tetapi komentar Trump menggemakan kemarahan Partai Republik yang lebih luas atas langkah tersebut.

Pada Oktober tahun lalu, sebuah kelompok hukum Partai Republik berusaha untuk mencegah uang itu digunakan di sembilan negara bagian. Mereka bahkan menyebutnya "kampanye yang berbahaya, terkoordinasi dan tersembunyi untuk memanipulasi pemilihan tahun ini."

Zuckerberg membantah bahwa dana tersebut akan digunakan secara partisan.  Sebaliknya, dia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Oktober tahun lalu: “Sejak donasi awal kami, ada beberapa tuntutan hukum dalam upaya untuk mencegah penggunaan dana ini, berdasarkan klaim bahwa organisasi yang menerima donasi memiliki agenda partisan.”

"Ini salah. Dana ini akan melayani masyarakat di seluruh negeri – perkotaan, pedesaan dan pinggiran kota – dan dialokasikan oleh organisasi non-partisan,” kata Zuckerberg, seperti dikutip media tahun lalu.

Trump, yang terus membuat tuduhan tidak berdasar tentang kecurangan pemilu yang meluas sejak meninggalkan jabatannya pada Januari lalu, juga membuat pernyataan serupa tentang Zuckerberg dalam sebuah surat kemarahan kepada Washington Post yang diterbitkan pada Rabu 27 Oktober.

Dia mengutip bagian dari sumbangan Zuckerberg yang telah dialokasikan untuk sistem pemungutan suara di Pennsylvania sebagai bukti upaya pendiri Facebook untuk "mengganggu" hasil pemilihan negara bagian.

Pennsylvania akhirnya memilih Joe Biden dan, seperti bagian lain dari Amerika Serikat, namun upaya sekutu Trump untuk menentang hasil tersebut tidak berhasil.