JAKARTA – Google dilaporkan sedang terlibat dalam pembicaraan dengan Facebook dan ByteDance untuk memasukkan video TikTok dan Instagram dalam hasil pencarian. Baik Instagram dan TikTok telah menjadi platform sosial besar selama beberapa tahun terakhir dengan jutaan pengguna di seluruh dunia.
Kini Instagram berkembang menjadi raksasa media sosial dari situs berbagi foto yang relatif kecil setelah akuisisi sebesar 1 miliar dolar AS oleh Facebook pada tahun 2012. Sementara TikTok telah meledak menjadi platform video pendek terkemuka di dunia terlepas dari kontroversi atas kepemilikan China dan ancaman larangan oleh dalam pemerintahan Presiden Donald Trump.
Format video TikTok telah terbukti sangat sukses sehingga sebagian besar aplikasi sosial terpaksa meluncurkan produk serupa agar tetap relevan di antara demografi yang sama. Sementara Instagram Reels telah terbukti cukup populer di kalangan pengguna, YouTube Shorts masih harus menempuh jalan panjang untuk mengejar para pesaingnya.
Lantaran popularitas TikTok yang melonjak, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa orang-orang di AS dan Inggris menghabiskan lebih banyak waktu di TikTok daripada di YouTube. Namun, YouTube masih menjadi pemimpin dalam total waktu yang dihabiskan dan memiliki lebih banyak pengguna secara keseluruhan.
Google Search sudah menyertakan video YouTube, tetapi klip TikTok dan Instagram mencolok karena ketidakhadirannya. Menurut sebuah laporan oleh The Information, perusahaan sekarang mencoba mengubahnya dengan memasukkan hasil dari dua aplikasi berpengaruh ini di halaman pencariannya.
Menjelang itu, Google dikatakan mengadakan pembicaraan dengan Facebook dan ByteDance, masing-masing perusahaan induk Instagram dan TikTok. Google telah mengkonfirmasi laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya mengadakan "diskusi standar" karena mencari cara baru untuk mengatur informasi di halaman pencariannya. Diskusi dikatakan dalam tahap awal sampai sekarang, dan tidak ada kabar apakah perusahaan akan dapat membahas kesepakatan ke depan.
Agar kesepakatan berjalan sesuai rencana, TikTok dan Instagram harus menyediakan data yang dibutuhkan mesin pencari untuk mengindeks dan mengklasifikasikan katalog kedua layanan tersebut kepada Google.
BACA JUGA:
Menurut laporan itu, hasil positif dari pembicaraan tidak hanya akan memungkinkan kedua aplikasi menjangkau audiens yang lebih luas, tetapi juga membantu Google mempertahankan relevansi mesin pencarinya pada era di mana orang semakin beralih ke aplikasi berbasis video daripada pencarian web untuk mendapatkan informasi mereka.
Namun, tampaknya Facebook maupun ByteDance tidak akan mau membagikan data mereka dengan Google, yang berarti perjanjian tersebut mungkin tidak akan pernah tercapai dan video mereka mungkin akan terus absen dari hasil Google Penelusuran.
Jika kesepakatan itu benar-benar terjadi, akan menarik untuk melihat seperti apa hasil pencarian di masa depan di Google dengan tautan dari Instagram dan TikTok yang berebut perhatian, bersama dengan YouTube, Vimeo, Dailymotion, dan situs berbagi video lainnya.