Kini Giliran Honda yang Terdampak Krisis Chip, Produksi Mobil Langsung Dikurangi?
Honda kurangi produksi mobilnya akibat terdampak krisis chip global (Motor1)

Bagikan:

JAKARTA – Akibat terbatasnya pasokan chip global,  telah berdampak pada perusahaan otomotif dunia. Beberapa waktu lalu Tesla juga dilaporkan menunda produksi cybertruck-nya akibat krisis chip. Kini produsen mobil Honda dilaporkan mulai terkena imbas krisis chip global. Sebelumnya produsen mobil lain seperti Toyota, Subaru, dan Suzuki sudah terlebih dulu merasakan dampaknya.

Melansir Nikkei, produksi Honda di Jepang terpaksa anjlok 60 persen dari rencana awal pada periode Agustus hingga September 2021. Hal tersebut disebakan oleh masalah krisis chip dan keterlambatan pengiriman suku cadang di saat pandemi global.

Di sisi lain, Honda sudah memprediksi dampak yang ditimbulkan oleh langkanya chip tersebut bakal terus berlanjut hingga bulan depan. Oleh karena itu, pihak Honda saat ini tengah berupaya meminimalisir dampak krisis chip dan pasokan suku cadang di perusahaan. Mereka juga masih mendalami dampak lain yang akan ditimbulkan dari masalah tersebut.

Dengan terbatasnya pasokan chip, Honda terpaksa menghentikan pabriknya di Suzuka dan Sayama. Perusahaan otomotif asal Jepang itu juga berncana memangkas pasokan N-Box dan Stepwgn.

Akibat dari krisis tersebut, Honda memprediksi penjualan mobil globalnya di tahun 2021 ini akan mengalami penurunan hingga 150.000 unit dari perkiraan awal menjadi 4,85 juta unit saja.

Masalah lain yang dialami Honda adalah antrean pemesanan yang panjang hingga lebih dari satu tahun. Terutama untuk pemesanan Honda Vezel. Sejumlah kasus lain kei car N-One juga mundur hingga lebih dari enam bulan.

Menurut Boston Consulting Group (BCG), krisis chip global diprediksi bakal memangkas produksi mobil global sekitar 7 hingga 9 juta unit pada 2021 ini. Pengurangan 10 juta bakal menjadikan penjualan sekitar 74 juta unit saja.

Ini setera dengan penjualan yang berlangsung pada tahun 2020 lalu. Saat itu produsen mobil terdampak pandemi Covid-19. BCG menilai bahwa pasokan chip tidak akan aman hingga paruh kedua tahun 2022 mendatang.