SpaceX akan Bawa Warga Sipil Pertama ke Luar Angkasa dalam Misi Inspiration4
Misi Inspiration4 (Foto: Dok. Inspiration4)

Bagikan:

JAKARTA - SpaceX minggu depan tepatnya pada 15 September, akan meluncurkan kelompok wisatawan luar angkasa yang dijuluki misi Inspiration4. Misi ini memiliki arti yang mengorbit pertama adalah semua warga sipil.

Diselenggarakan dan didanai oleh pendiri Shift4 Payments, Jared Isaacman sebesar 200 juta dolar AS atau setara Rp2,8 triliun, perbedaan terbesar antara Inspiration4 dan penerbangan yang dilakukan awal tahun ini adalah sebuah tujuan.

Mengutip Space, Sabtu, 11 September, Blue Origin dan Virgin Galactic membawa penumpang mereka pada peluncuran suborbital. Kendaraan mereka hanya cukup tinggi untuk mencapai awal ruang sebelum kembali ke Bumi beberapa menit kemudian. Namun, roket SpaceX Falcon 9 dan kendaraan Dragon kru cukup kuat untuk membawa kru Inspiration4 ke orbit, dan mereka akan mengelilingi Bumi selama tiga hari.

Crew Dragon yang digunakan adalah kendaraan bernama Resilience, yang juga terbang dalam misi SpaceX's Crew-1 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk NASA. Resilience akan melakukan perjalanan solo kali ini, terbang lebih tinggi dari ISS sebelum jatuh di Samudra Pasifik.

Misi ini membawa sekelompok orang yang cukup beragam. Salah satu anggota kru, Sian Proctor, memenangkan kontes di antara orang-orang yang menggunakan perusahaan pembayaran online Isaacman.

Aspek unik lain dari misi ini adalah bahwa salah satu tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan dana yang akan disumbangkan pada Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude. Anggota kru lainnya Hayley Arceneaux, asisten dokter di St. Jude dan penyintas kanker di masa mudanya. Anggota keempat, yakni Christopher Sembroski memenangkan kursinya ketika temannya dipilih dalam undian amal untuk St. Jude dan menawarkan kursinya kepada Sembroski.

Karena tidak ada satu pun dari empat peserta yang memiliki pelatihan astronot formal sebelumnya, penerbangan itu disebut sebagai misi luar angkasa semua warga sipil pertama.

Sementara roket dan kapsul awak sepenuhnya berjalan akan secara otomatis, tidak ada seorang pun di kapal yang perlu mengontrol dari peluncuran atau pendaratan. Namun, keempat anggota masih harus melalui lebih banyak pelatihan daripada orang-orang di penerbangan suborbital.

Dalam waktu kurang dari enam bulan, para kru telah menjalani pelatihan berjam-jam, pelajaran menerbangkan pesawat jet dan menghabiskan waktu di centrifuge untuk mempersiapkan mereka menghadapi peluncuran G-force.

Diketahui, Inspiration4 telah mencoba dengan hasil yang beragam untuk membuat wisata luar angkasa lebih menyenangkan. Mengirim awak astronot amatir ke orbit merupakan langkah penting dalam pengembangan pariwisata ruang angkasa.

Meski demikian dihimpun dari The Hindustan Times, ada hambatan serius yang harus diatasi sebelum orang biasa bisa pergi ke luar angkasa. Biayanya cukup tinggi. Perlunya pelatihan untuk misi seperti ini juga berarti calon penumpang harus bisa mencurahkan banyak waktu untuk persiapan. Kemudian, ruang angkasa tetap menjadi tempat yang berbahaya dan tidak akan pernah ada cara untuk menghilangkan bahaya meluncurkan orang baik warga sipil yang tidak terlatih atau astronot profesional berpengalaman ke luar angkasa.