JAKARTA - Memasuki ajang Paralimpiade Tokyo di hari keempat, Toyota memutuskan untuk menarik kendaraan otonom yang dijuluki e-Palette dari acara tersebut. Kejadian ini terjadi setelah salah satu kendaraan menabrak atlet tuna Netra yang sedang berjalan di dekatnya.
Mengutip CNN Internasional, Senin, 30 Agustus, peristiwa ini sekaligus meningkatkan potensi kekhawatiran tentang keterbatasan teknologi mengemudi otonom, dan kepercayaan bagaimana teknologi ini bisa diandalkan.
CEO Toyota, Akio Toyoda mengatakan dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube, kendaraan yang mengalami malfungsi tersebut telah berhenti di persimpangan dan hendak berbelok di bawah kendali manual dari operator di dalamnya, ketika menabrak pejalan kaki dengan kecepatan 1 atau 2 km/jam.
Toyoda menyadari, e-Palette menunjukkan bahwa kendaraan otonom belum realistis untuk di jalan normal. Tak luput, Toyoda juga meminta maaf. Atlet itu diketahui merupakan atlet judo Paralimpiade Jepang yang bernama Arimitsu Kitazono. Saat itu Kitazono sedang menyeberang di kampung atlet ketika e-Palette belok kanan dan menabraknya dengan kecepatan sangat lambat.
Atlet tersebut terluka pada bagian kepala serta kaki dan kini dirawat di kampung atlet. Akibat kecelakaan itu Kitazono akan melewatkan pertandingan judo putra yang harusnya dia ikuti pada hari ini.
BACA JUGA:
Toyota pertama kali mengumumkan rencananya untuk menggunakan e-Palette di Olimpiade tersebut pada Oktober 2019, sebelum pandemi COVID-19 memaksa penyelenggara ajang olahraga tersebut menundanya hingga 2021.
Toyota berencana mengeluarkan armada 20 kendaraan, yang masing-masing dapat berjalan hingga 20 km/jam pada putaran yang sudah ditentukan. Khususnya, rencana itu juga memanggil petugas keselamatan manusia jika terjadi kesalahan.
Bahkan sejatinya kendaraan otonom tersebut telah disesuaikan untuk Paralimpiade, dengan kapasitas dapat menampung hingga empat kursi roda. Selain itu, Toyota juga mengubah beberapa interior e-Palette untuk mengakomodasi penumpang yang buta warna.