India Blokir TikTok dkk Pasca Konflik Perbatasan dengan China
Aplikasi TikTok (unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah India melarang 60 aplikasi seluler buatan China, termasuk TikTok dan Mobile Legends beroperasi di negaranya. Kebijakan ini diambil setelah bentrokan militer dari kedua negara di wilayah Ladakh, perbatasan Himalaya.

Melansir CNN Internasional, Kementerian teknologi India mengeluarkan perintah yang menyatakan aplikasi buatan China itu dinilai telah menimbulkan kekhawatiran serta berpotensi mengancam keamanan data negara. Untuk itu meminta Google dan Apple segera menghapus puluhan aplikasi tersebut dari Play Store dan Apps Store di negaranya. 

"Kompilasi data-data ini, penambangannya dan pembuatan profil oleh elemen-elemen yang memusuhi keamanan dan pertahanan nasional India, yang pada akhirnya berdampak pada kedaulatan dan integritas India, adalah masalah yang sangat dalam dan perhatian segera yang memerlukan tindakan darurat," ungkap Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India dalam keterangan resminya, Selasa, 30 Juni.

Langkah itu dilakukan setelah terjadinya bentrokan perbatasan di daerah Himalaya yang disengketakan awal bulan ini dan mengakibatkan kematian 20 tentara India. Hal ini juga menggiring aksi boikot masyarakat India kepada produk dan aplikasi-aplikasi buatan China. 

TikTok sendiri merupakan aplikasi berbagi video yang populer di kalangan anak muda India. Setidaknya ada lebih dari 200 juta pengguna aktif TikTok di India.

Selain Tiktok, Badan intelijen India juga sempat menyodorkan daftar 52 aplikasi kepada pemerintah untuk diblokir. Beberapa di antaranya WeChat, SHAREit, Bigo Live, Club Factory, Shein, UC Browser, termasuk aplikasi permainan seperti Mobile Legends dan Clash of Kings.

Diketahui, aplikasi-aplikasi buatan China itu diketahi secara diam-diam mengirim data penggunanya dengan cara tidak sah ke server lain yang berada di luar India. Hal tersebut dikhawatirkan mengganggu kerahasiaan dan keamanan negara.

"Kekhawatiran India tidak berlebihan, mereka valid. China tidak akan di atas menggunakan aplikasi ini untuk pengumpulan data skala besar," ujar kepala eksekutif Recorded Future, Christopher Ahlberg.

Sebelum ini, India juga pernah mempermasalahkan aplikasi telekonfrensi Zoom yang dianggap dapat membocorkan kerahasiaan negara. Pada April lalu, pemerintah India membatasi penggunaan Zoom karena alasan keamanan.

India bukan satu-satunya negara yang mempermasalahkan aplikasi besutan China. Beberapa negara lain seperti Amerika Serikat (AS), Taiwan dan Jerman juga telah lebih dulu menaruh perhatian untuk menyelidiki praktik pengumpulan data dari perusahaan-perusahaan pengembang China.