JAKARTA - Beberapa hari lagi Matahari akan tepat berada di atas Indonesia. Fenomena ini juga kerap disebut “Hari Tanpa Bayangan”. Bahkan sudah dua kali terjadi di Tanah Air, dalam waktu satu tahun.
Sebelumnya, Hari Tanpa Bayangan terjadi pada akhir Februari hingga awal April. Kini menurut laporan Peneliti Pusat Sains dan Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang, fenomena tersebut akan kembali terjadi pada 6 September hingga 21 Oktober.
"Ketika posisi matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai hari tanpa bayangan Matahari," ungkap Andi dalam keterangan yang dikutip VOI dari Antara, Minggu, 29 Agustus.
Indonesia diketahui terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa. Karena adanya letak geografis tersebut, maka terjadilah fenomena Hari Tanpa Bayangan
Dijelaskan Andi, fenomena Hari Tanpa Bayangan selalu terjadi dua kali setahun untuk kota-kota atau wilayah yang terletak di antara dua garis, yakni Garis Balik Utara (Tropic of Cancer: 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn: 23,4 derajat Lintang Selatan).
Andi menegaskan untuk kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan hanya akan mengalami Hari Tanpa Bayang sekali dalam setahun, yakni ketika Solstis Juni untuk Garis Balik Utara maupun Solstis Desember untuk Garis Balik Selatan.
Di luar ketiga wilayah itu, Matahari tidak akan berada di zenit ketika tengah hari sepanjang tahun, melainkan sedikit condong ke selatan untuk belahan Bumi utara maupun sedikit condong ke utara untuk belahan Bumi selatan.
BACA JUGA:
Tidak luput, Andi juga membagikan sedikit tips dan cara bagi masyarakat yang ingin mengamati detik-detik tanpa bayangan. Yakni, dengan menggunakan benda tegak seperti tongkat, spidol atau benda lain yang bisa diberdirikan.
Letakkan benda itu di permukaan yang rata dan kemudian amati sesuai dengan jam yang telah ditentukan per wilayah. Khusus wilayah DKI Jakarta, fenomena ini dapat diamati pada 9 Oktober pukul 11.39. Sedangkan paling awal akan terjadi di wilayah Sabang pada 6 September, pukul 12.36.45 WIB. Berikut daftar wilayah dan waktu yang akan terjadi fenomena Hari Tanpa Bayangan.