Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Aceh, Ini Penjelasan BMKG
Warga mengamati bayangannya saat terjadi fenomena hari tanpa bayangan di Makassar, Sulsel, Oktober 2021. (ANTARA-Arnas Padda)

Bagikan:

ACEH - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan masyarakat Kota Banda Aceh baru saja menikmati fenomena kulminasi atau hari tanpa bayangan matahari.

Staf BMKG Provinsi Aceh Andrean Simanjuntak mengatakan, secara historis kulminasi di Banda Aceh pada tahun lalu terjadi pada Maret dan September, tapi pada 2022 terjadi kemarin, Kamis 8 September, sekitar pukul 12.36.27 WIB.

"Fenomena kulminasi tersebut terjadi sekitar 5-10 menit paling lama, paling cepat 3-5 menit," katanya di Banda Aceh, disitat Antara.

Andrean menjelaskan, hari tanpa bayangan matahari merupakan fenomena langka karena hanya terjadi 1-2 kali setahun. Memomennya muncul ketika deklinasi matahari sama dengan posisi lintang yang mengamati.

"Secara geografis, Indonesia yang terletak di kawasan tropis pada koordinat 6 derajat LU-11 derajat LS dan membelah garis khatulistiwa menerima sinar Matahari cukup lama dan hal tersebut memungkinkan sinar Matahari berada pada suatu titik tepat berada tegak lurus di atas kita," tuturnya.

Hari tanpa bayangan, lanjut dia, terjadi ketika matahari berada tegak lurus di atas wilayah Indonesia, bayangan yang terbentuk oleh benda tegak lurus pada posisi suatu benda.

"Posisi deklinasi matahari sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia, maka matahari akan berada tepat di atas kepala saat tengah hari antara jam 12.00-13.00 WIB," katanya.

Andrean menuturkan, fenomena kulminasi ini bisa diamati secara langsung pada saat tengah hari mulai 7 September hingga 21 Oktober 2022.

Dia bilang, hari tanpa bayangan matahari juga dapat diamati dari berbagai wilayah, tergantung letak geografis masing-masing daerah, dan kondisi cuaca pada saat kulminasi berlangsung.

Selain Banda Aceh, fenomena kulminasi ini juga bisa diamati di beberapa wilayah Provinsi Aceh, seperti di Sabang 7 September, 12.36.52 WIB, dan Langsa 11 September, 12.24.52 WIB.

Dia menambahkan, hari tanpa bayangan matahari adalah fenomena astronomi biasa yang tidak menimbulkan bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami serta kondisi meteorologis seperti angin kencang atau hujan lebat.

Fenomena kulminasi juga bisa memengaruhi masa transisi musim identik dengan masa transisi. Saat Matahari bergerak ke selatan, lanjut dia, belahan bumi selatan akan mengalami kenaikan suhu permukaan laut dan memasuki musim hujan, sedangkan pada saat Matahari bergerak ke utara, wilayah tersebut akan mengalami musim kemarau.

"Masyarakat juga bisa mempraktikkan dengan meletakkan benda tegak dan melihat efek bayangan sehingga bisa lebih menambah edukasi terkait fenomena astronomis di Indonesia," tandasnya.