Jakarta - Elon Musk menyumbangkan 480.000 dolar AS (Rp6,93 miliar) pada tahun 2018 untuk mendanai sistem penyaringan air baru untuk sekolah dan gedung administrasi di Flint, Michigan. Hampir tiga tahun kemudian, mereka berada di tahap akhir produksi.
Laura Sullivan, seorang insinyur mesin dari Universitas Kettering, memberikan pembaruan tentang proyek tersebut pada pertemuan dewan sekolah baru-baru ini. Langkah selanjutnya adalah menyambungkan filter ke pipa ledeng distrik dan menguji air yang keluar dari air mancur untuk mencari timbal dan bakteri lainnya.
Flint telah berjuang dengan kontaminasi beracun sejak 2014 ketika kota mengalihkan pasokan airnya dari Danau Huron ke Sungai Flint dalam upaya menghemat 12 juta dolar AS per tahun. Air dari Sungai Flint mulai menggerogoti pipa-pipa yang menyebabkan tingkat timbal yang dahsyat masuk ke dalam air, membuat orang sakit.
Tingkat timbal dalam air minum di Flint sekitar 4.000 bagian per miliar. Badan Perlindungan Lingkungan AS menyatakan bahwa kadar timbal dalam air lebih dari 15 bagian per miliar memerlukan tindakan segera untuk menghentikan paparan keracunan timbal.
BACA JUGA:
Pada tahun 2016, dilaporkan bahwa tingkat timbal turun menjadi 12 bagian per miliar, tetapi banyak warga tetap skeptis jika masalahnya benar-benar diperbaiki.
Membantu menyediakan air minum bersih bukan satu-satunya proyek sampingan yang diambil Musk selain tugasnya di SpaceX dan Tesla. Selain tujuan energi bersihnya, Musk juga telah menyuarakan ide-ide tentang cara untuk memecahkan krisis perumahan, membangun terowongan bawah tanah untuk memperbaiki kemacetan lalu lintas, membantu mereka yang terkena dampak kebakaran hutan California, dan banyak lagi..