Bagikan:

JAKARTA - Ajang olahraga bergengsi Olimpiade Tokyo 2020 sedang digelar. Para atlet olahraga yang berhasil menang dalam laga akan mendapatkan medali emas. Menariknya, medali tersebut tidak 100 persen berbahan dasar emas.

Dikutip dari Insider, Rabu 4 Agustus, ternyata medali emas Olimpiade Tokyo 2020 hanya memiliki 1,2 persen kandungan emas murni. Sisanya, 98,8 persen lainnya adalah perak.

Fakta itu diungkapkan oleh Compound Interest, sebuah situs komunikasi sains yang meneliti senyawa kimia. Jadi, setiap medali emas seberat 1,2 pon hanya mengandung 6,7 gram emas.

Menariknya, Jepang menghasilkan 5.000 medali emas, perak, dan perunggu untuk Olimpiade Tokyo 2020 dari perangkat elektronik daur ulang seperti ponsel yang disumbangkan oleh orang-orang di seluruh negeri. Selama rentang waktu dua tahun, Tokyo 2020 Medal Project mengumpulkan 78.985 ton perangkat elektronik, termasuk 6,21 juta ponsel dari seluruh Jepang.

Dibutuhkan hingga 40 ponsel untuk menghemat satu gram emas. Caranya, perangkat-perangkat itu dipanaskan kemudian meleleh dan mengekstrak logam di dalamnya, yang menghasilkan 70,5 pon (32 kg) emas, 7.716 pon (3.500 kg) perak, dan 4.850 pon (2.200 kg) perunggu.

Dilaporkan juga oleh CNN Internasional, selama Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, medali emas juga hanya mengandung sekitar 6 gram emas, meskipun medali itu sendiri sekitar sepersepuluh pon lebih ringan daripada yang diberikan di Tokyo. Biasanya, medali emas hanya memiliki lapisan tipis emas yang mengelilingi dasar perak.

Hanya medali perak pada pertandingan tahun ini, yang beratnya sama dengan medali emas. Lebih ringan, ada pula medali perunggu seberat 1 pon, perunggu adalah campuran 95 persen tembaga, timah dan 5 persen zinc.

Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade, di mana medali berasal dari ponsel daur ulang, meskipun 30 persen medali perak dari Olimpiade 2016 juga berasal dari perak daur ulang dari suku cadang mobil dan kaca spion.