JAKARTA – Pabrikan mobil listrik milik Elon Musk, Tesla dikabarkan berhasil meraup keuntungan yang tinggi. Tidak tanggung-tanggung, Tesla meraup laba sebesar Rp16,5 triliun pada laporan keuangan kuartal kedua 2021.
Sebelumnya, Tesla telah mendapat sentimen negatif dari pemerintahan Xi Jinping terkait mobil listriknya yang dituding memata-matai pemerintah China. Tesla juga terpaksa harus menunda pengiriman mobil sedan performa tinggi Model S Plaid akibat langkanya pasokan chip. Meski demikian, capaian Tesla merupakan hasil dari upaya perusahaan yang berani menghadapi sejumlah tantangan tersebut.
Berdasarkan laporan CNBC International, Tesla mengumumkan laba bersih perusahaan mencapai 1,14 miliar dolar AS (setara Rp16,5 triliun) pada kuartal kedua 2021. Capaian tersebut melampaui capaian tahun 2020 di periode yang sama, waktu itu Tesla hanya mendapat keuntungan sebesar 104 juta dolar AS (sekitar Rp1,5 triliun).
Capaian tersebut berasal dari penjualan kendaraan mobil listrik dan sejumlah lini perusahaan Tesla. Untuk penjualan mobil listrik secara keseluruhan Tesla berhasil mendapatkan 10,21 miliar dolar AS (setara Rp148 triliun). Tesla telah mencatatkan pengiriman 201.250 mobil listriknya pada kuartal kedua dari total produksi sebanyak 206.421.
BACA JUGA:
Sementara pendapatan dari bisnis energi, Tesla berhasil meraup 801 juta dolar AS atau setara Rp11,6 triliun. Pendapatan itu dari bisnis lini perusahaan yang memasok fotovoltaik surya dan sistem penyimpanan energi. Jumlah tersebut meroket 60 persen dari pendapatan pada kuartal pertama tahun 2021 lalu.
Sedangkan dari layanan purna jual mobil listriknya, Tesla dikabarkan meraup pendapatan sebesar 951 juta dolar AS (Rp13,7 triliun). Hingga saat ini, Tesla telah menjalankan sebanyak 598 pusat layanannya.
Saat ini bos Tesla, Elon Musk dikabarkan tengah berupaya membuat modul keselamatan yang mengontrol safety belt dan airbag pengguna mobil listriknya. Ketika ditanya mengenai kemungkinan Tesla membuat chip sendiri, Musk mengungkapkan bahwa masalah kelangkaan pasokan chip akan berakhir.
“Ini tidak seperti proses biasa yang Anda bayangkan. Menyiapkan chip merupakan hal yang luar biasa,” papar bos Tesla yang tidak ingin disebut CEO dan lebih memilih sebutan ‘Technoking of Tesla’.