JAKARTA - Kuartal I 2021, menjadi periode yang menggembirakan bagi PT Kalbe Farma Tbk. Perusahaan farmasi berkode saham KLBF tersebut mampu membukukan pertumbuhan kinerja di tiga bulan pertama 2021.
Dikutip dari laporan keuangan Kalbe Farma yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu 2 Mei, KLBF mengantongi laba bersih Rp716 miliar di kuartal pertama di tahun 2021. Laba bersih perusahaan milik konglomerat Boenjamin Setiawan ini naik 7,1 persen dibandingkan Rp669 miliar di periode yang sama tahun 2020.
"Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional dan tarif pajak yang lebih rendah," jelas Bernadus Karmin Winata, Direktur Keuangan Kalbe Farma.
Peningkatan laba Kalbe juga ditopang oleh kenaikan penjualan pada periode Januari hingga Maret 2021. Secara total, penjualan bersih KLBF mencapai Rp6,01 triliun pada kuartal pertama tahun 2021, tumbuh 3,8 persen jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu Rp5,79 triliun.
Untuk menjaga pertumbuhan penjualan, Kalbe Farma berusaha melakukan inovasi melalui penyediaan layanan dan produk yang lebih terjangkau yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Perusahaan beradaptasi dengan mengeluarkan produk kesehatan (seperti herbal, suplemen, vitamin dan obat-obatan) dan layanan test serta diagnostik yang berhubungan dengan pandemi COVID-19.
Adapun laba kotor meningkat 1,1 persen menjadi Rp2,65 triliun di kuartal pertama tahun 2021. Rasio laba kotor terhadap penjualan turun menjadi 44,0 persen dari 45,2 persen untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan mixed portofolio produk.
Laba sebelum pajak penghasilan pada kuartal pertama tahun 2021 sebesar Rp926 miliar, naik 4,3 persen. Sedangkan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,4 persen, naik tipis dari 15,3 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
BACA JUGA:
Total aset Kalbe di akhir kuartal pertama mencapai Rp23,93 triliun. Total liabilitas dan ekuitas masing-masing adalah Rp4,47 triliun dan Rp19,45 triliun.
Melihat kondisi pandemi COVID-19 yang mungkin akan berlanjut sampai akhir tahun, Kalbe menargetkan pertumbuhan penjualan bersih tahun 2021 sebesar 5-6 persen dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih di kisaran angka yang sama.
KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.
Kalbe pun berinovasi melalui PT Kalbe Genexine Biologics dengan melakukan kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk Novel di beberapa negara di Asia Tenggara, Australia dan Timur Tengah.
Kalbe Farma juga akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk melakukan uji klinis vaksin COVID-19. Rencananya uji klinis akan dilakukan di kuartal kedua tahun 2021 dan akan dipasarkan di kuartal keempat tahun ini.