JAKARTA - Perusahaan rokok milik konglomerat Oei Bian Hok, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) mencetak peningkatan penjualan sepanjang kuartal I 2022. Namun demikian, laba bersih perseroan tercatat turun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Dalam laporan keuangan Wismilak, dikutip Minggu 8 Mei, perseroan membukukan penjualan neto Rp757,5 miliar sepanjang tiga bulan pertama 2022. Penjualan ini naik 32,65 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp571 miliar.
Kinerja penjualan perseroan didorong oleh segmen sigaret kretek mesin yang mencapai Rp601,3 miliar. Penjualan SKM ini meningkat 51,37 persen secara yoy dari Rp397,2 miliar dibandingkan kuartal I 2021.
Kemudian, penjualan sigaret kretek tangan perseroan mengalami penurunan 17,25 persen dari Rp112,4 miliar di kuartal I 2021, menjadi Rp93 miliar di tiga bulan pertama 2022. Sementara itu, penjualan cerutu perseroan meningkat menjadi Rp606 juta dan penjualan lainnya juga meningkat menjadi Rp54,5 miliar pada kuartal I 2022.
WIIM mencatatkan peningkatan beban pokok penjualan pada kuartal I 2022 menjadi Rp601,2 miliar, dari Rp405,9 miliar atau naik 48,11 persen secara yoy. Meningkatnya beban pokok penjualan ini membuat laba bruto perseroan tergerus 5,34 persen menjadi Rp156,2 miliar, dari Rp165 miliar.
Perseroan pun mencatatkan penurunan laba usaha 3,32 persen dari Rp43,4 miliar di kuartal I 2021, menjadi Rp44,9 miliar di tiga bulan awal 2022. Laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan juga turun 2,31 persen dari Rp38,5 miliar, menjadi Rp37,6 miliar secara yoy.
BACA JUGA:
Adapun hingga tiga bulan pertama 2022, WIIM mencatatkan total aset senilai Rp1,78 triliun, turun dari 2021 sebesar Rp1,89 triliun. Penurunan aset ini disebabkan karena berkurangnya aset lancar menjadi Rp1,4 triliun dan aset tidak lancar menjadi Rp289,1 miliar.
Begitu juga dengan total liabilitas perseroan yang turun menjadi Rp428 miliar pada kuartal I 2022, dari Rp572,7 miliar di akhir Desember 2021. Sementara itu, total ekuitas perseroan naik tipis menjadi Rp1,35 triliun di akhir Maret 2022, dari Rp1,31 triliun di akhir Desember 2021.