Ini Alasan Laba Produsen Cat Avian Milik Konglomerat Hermanto Tanoko Turun 15 Persen Jadi Rp385 Miliar di Kuartal I 2022
Pabrik Cat Avian. (Foto: Dok. Avian Brands)

Bagikan:

JAKARTA - Produsen cat milik konglomerat Hermanto Tanoko, PT Avia Avian Tbk (AVIA) membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp385 miliar pada kuartal I 2022. Raihan ini turun 15 persem dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp454 miliar.

Penurunan laba bersih produsen cat merek Avian ini tidak lepas dari pelemahan penjualan bersih sebesar 9,4 persen menjadi Rp1,6 triliun dari Rp1,8 triliun. Sekalipun beban pokok penjualan turun dari Rp986 miliar menjadi Rp970 miliar, laba usaha perseroan tetap turun menjadi Rp408 miliar dari Rp570 miliar.

Dilihat dari penjualan kategori pelanggan masih didominasi oleh kontribusi pihak ketiga sebesar Rp1,6 triliun dan pihak berelasi sebesar Rp9,1 miliar. Sementara dilihat dari sisi produk, penjualan bersih perseroan hingga kuartal I 2022 berasal dari produk solusi arsitektur sebesar Rp1,3 triliun dan barang dagangan Rp297 miliar.

Adapun penjualan berdasarkan jaringan distribusi, distribusi sendiri menyumbang sebesar Rp1,4 triliun, distributor pihak ketiga Rp225 miliar, dan penjualan langsung sebesar Rp6,1 miliar sehingga total penjualan bersih mencapai Rp1,6 triliun dibandingkan penjualan tahun sebelumnya Rp1,8 triliun.

"Penjualan melalui distributor sendiri merupakan penjualan yang dilakukan melalui PT TKTW selaku entitas anak dan PT TKBI selaku entitas anak PT TKTW kepada pelanggan. Penjualan melalui distributor pihak ketiga merupakan penjualan yang dilakukan melalui distributor perusahaan. Sedangkan penjualan langsung merupakan penjualan kepada toko tradisional atau ritel," jelas manajemen Avian dalam keterangan resmi, yang dikutip Minggu 8 Mei.

Hingga tiga bulan pertama tahun 2022, total aset Avian naik tipis menjadi Rp10,9 triliun dari sebelumnya Rp10,8 triliun. Hal ini berbanding terbalik dengan total liabilitas Avian yang menurun dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp1,2 triliun.