Bagikan:

JAKARTA - Apple kembali mendapat permintaan untuk menghapus aplikasi ulasan produk Fakespot dari App Store miliknya. Itu muncul usai Amazon mengeluhkan aplikasi tersebut memberikan informasi yang menyesatkan dan potensi adanya risiko keamanan.

Dikutip dari CNBC Internasional, Minggu 18 Juli, aplikasi itu tidak lagi tersedia di App Store dengan alasan pelanggaran pedoman. Namun, juru bicara Apple tidak segera menanggapi tentang pedoman App Store mana yang dilanggar oleh Fakespot.

Sedangkan, Amazon sendiri menyebut aplikasi ini membawa kekhawatiran ulasan yang tersebar merupakan informasi yang palsu, membingungkan, dan menyesatkan.

"Aplikasi yang dimaksud memberi pelanggan informasi yang menyesatkan tentang penjual kami dan produk mereka, merugikan bisnis penjual kami, dan menciptakan potensi risiko keamanan," ungkap juru bicara Amazon.

Menanggapi klaim Amazon, pendiri sekaligus CEO Fakespot, Saoud Khalifah, membantah klaim perusahaan milik Jeff Bezos itu bahwa aplikasi tersebut menghadirkan risiko keamanan.

"Kami tidak mencuri informasi pengguna, kami tidak pernah melakukan itu. Mereka tidak menunjukkan bukti dan Apple bertindak tanpa bukti," ujar Khalifah.

Khalifah juga menyatakan kekecewaannya karena Apple tidak memberikan peringatan lebih dahulu jika aplikasi miliknya itu akan dihapus dari App Store, atau kesempatan untuk memperbaiki masalah.

"Bayangkan pergi ke penyewa dan mengatakan Anda harus mengambil semua barang Anda, Anda harus pergi sekarang. Itulah yang saya rasakan saat ini, jujur dengan Anda," tutur Khalifah.

Diketahui, aplikasi Fakespot befungsi untuk menganalisis kredibilitas ulasan daftar Amazon dan memberinya nilai A hingga F. Aplikasi ini kemudian memberikan rekomendasi kepada pembeli untuk produk dengan kepuasan pelanggan yang tinggi.

Sebelumnya, Amazon juga pernah memberikan pernyataan bahwa salah satu media sosial menyebabkan toko ritel nya mendapatkan ulasan yang buruk.

Sayangnya, Amazon tidak menyebutkan siapa media sosial tersebut. Tetapi banyak dugaan bahwa itu adalah Facebook. Media sosial itu mengizinkan seseorang membeli dan menjual ulasan produk palsu, sehingga lebih sulit bagi Amazon untuk mengatasi masalah itu.

"Beberapa menggunakan layanan media sosial sendiri. Dalam kasus lain, mereka menyewa penyedia layanan pihak ketiga untuk melakukan aktivitas ini atas nama mereka," jelas Amazon.

"Namun, pelaku jahat sering mencoba mengambil transaksi ini di luar Amazon untuk menghindari kemampuan kami mendeteksi aktivitas mereka dan hubungan antara beberapa akun yang melakukan atau mendapat manfaat dari penyalahgunaan ini," tambahnya.