JAKARTA - Mantan pemain nasional Inggris dan Liverpool, Stan Collymore, menyerukan agar fans Inggris yang menyorotkan laser ke wajah Kasper Schmeichel sebelum penalti Harry Kane dilarang seumur hidup menonton di stadion.
Gangguan itu terjadi, saat The Three Lions mendapat hadiah tendangan penalti di perpanjangan, pada laga semifinal Euro 2020 di Stadion Wembley, London, Rabu 7 Juli. Tepat sebelum Kane melangkah untuk mengambil penalti, sebuah laser menyinari Schmeichel dari suatu tempat di antara kerumunan penonton.
Meski mendapat gangguan, kiper Denmark itu berhasil menyelamatkan penalti Kane. Namun bola yang ditahannya mental lurus ke Kane hingga kaki striker Inggris itu mengonversikan reboundnya menjadi gol.
If anyone shone a laser pen at Schmeichel, they want banning for life.
— Stan Collymore (@StanCollymore) July 7, 2021
Atas perlakuan penonton yang tidak diketahui itu, pendukung kedua tim ramai mencurahkan kejengkelannya di Twitter untuk mengutuk orang yang mencoba mengganggu penjaga gawang Leicester itu.
"Jika ada yang menyorotkan pena laser ke Schmeichel, mereka ingin dilarang seumur hidup," bunyi twet dari Stan Collymore.
Fans Inggris dan negara lain juga mengkritik pendukung di Wembley, dengan satu tweeting: 'Siapa pun yang menyorotkan pena laser ke wajah Kasper Schmeichel ingin dilarang seumur hidup.'
BACA JUGA:
Yang lain menambahkan: 'Siapa pun yang menunjukkan laser itu ke wajah Schmeichel layak mendapat larangan permanen dari Wembley dan pertandingan Inggris selanjutnya.'
Sementara ada yang mengklaim hasil pertandingan itu tidak adil, dengan Inggris melanjutkan permainan setelah Kane mengonversi rebound.
“Sebuah laser di mata Schmeichel selama penalti sekarang membuat saya mengerti. Sangat sulit untuk merasakan bahwa ini adalah hasil yang adil," tulis seorang pendukung.
Penggemar lain mengatakan bahwa laser tidak mempengaruhi pada kiper karena dia masih bisa melakukan penyelamatan, tetapi mengakui bahwa tidak ada alasan yang membenarkan pendukung 'bodoh' itu.
Here you can see how the green laser is pointed at Kasper Schmeichel just before the penalty kick pic.twitter.com/6w5s43rjuY
— Rasmus Vuori (@rasmusvuori) July 7, 2021
“Insiden pena laser itu bodoh dan tidak ada alasan/pembenaran untuk itu. Iinsiden yang sangat buruk."
Kasus yang sama pernah terjadi dalam final Piala AFF tahun 2010 dimana kiper Indonesia Markus Harrison, juga mendapatkan serangan laser saat bermain melawan Malaysia di Stadion Nasional, Bukut Jalil, Malaysia. Peristiwa ini juga membuat protes yang sama dari pendukung Indonesia, kala itu.
Laser mainan sekalipun, diklaim memiliki efek buruk terhadap mata. BPOM di Indonesia menyatakan bahaya laser mainan yang digunakan sembarangan bisa menyebabkan cedera mata serius, bahkan hingga kebutaan. Efeknya bisa lebih berbahaya dibandingkan dengan menatap matahari secara langsung.
Menurut Dan Hewett, petugas promosi kesehatan di FDA’s Center for Devices and Radiological Health, bahaya laser mainan yang sinarnya diarahkan langsung ke mata bisa merusak mata hanya dalam sekejap. Terutama jika daya sinarnya cukup kuat. Selain itu, efeknya juga akan jauh lebih buruk jika dilakukan di malam hari saat pupil mata sedang terbuka lebar.
Paparan sinar laser dalam taraf ringan dalam waktu singkat bisa menyebabkan kehilangan penglihatan sementara. Pasalnya, cahaya sinar laser menghasilkan energi panas yang bisa merusak jaringan mata. Hal inilah bisa terjadi pada Schmeichel dan Markus, jika sinar laser tepat mengenai mata mereka dalam beberapa saat.