Ini Serangkaian Fitur Privasi Twitter yang Diminta Para Penggunanya
Twitter terus menghadirkan beragam fitur baru untuk para penggunanya. (foto : Nathan Dumalo / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sepertinya media sosial kini berfokus pada fitur privasinya. Belum lama WhatsApp juga menyematkannya. Kini giliran Twitter yang membagikan informasi mengenai beberapa konsep yang akan diterapkan pada fitur barunya terkait pengaturan percakapan dan privasi.

Dihimpun dari TechCrunch, Kamis 8 Juli, fitur ini juga termasuk fitur Privacy Check-in yang terbaru. Perusahaan mengusung konsep dengan memperkenalkan pilihan untuk mengontrol percakapan di Twitter kepada pengguna, dan mendapatkan privasi lebih. 

Dari beberapa fitur tersebut, fitur Privacy Check-in mungkin yang akan paling banyak digunakan. Inovasi Twitter untuk menghadirkan beragam fitur baru juga membuat layanan di platform menjadi lebih kompleks, serta diharapkan dapat meningkatkan keamanan yang memberikan pengalaman berharga bagi pengguna.

Pengguna akan disuguhi serangkaian pertanyaan untuk membantu mereka menentukan publisitas yang diinginkan di Twitter. Misalnya, pengguna dapat memilih apakah semua orang dapat melihat tweet mereka atau tidak. Kemudian, pengguna juga bisa menentukan siapa yang dapat mengirimi mereka direct message, atau siapa yang dapat menandai mereka di foto.

Selain itu, terdapat konsep lain yang juga sedang dipertimbangkan. Seperti memberikan pilihan pada pengguna untuk bisa menentukan apakah ingin memposting tweet-nya secara publik atau privat.

Konsep ini juga akan berjalan dengan menambahkan pengingat pada pengguna ketika dalam mode privat, orang lain tidak akan bisa melihat balasan percakapan yang akan dilayangkan oleh pengguna. Konsep ini juga akan menyediakan pilihan untuk mengalihkan tweet pengguna yang sebelumnya dalam mode privat ke publik sehingga dapat berpartisipasi dalam percakapan.

Terakhir, ada pula konsep yang memungkinkan para pengguna untuk mengatur tingkat kemampuan penemuan akun mereka. Ini bisa jadi sangat berguna ketika seseorang sedang dalam kondisi yang dapat menarik perhatian publik, seperti sedang mengalami pelecehan. 

Ketika ada kondisi tersebut, ada kemungkinan untuk mengundang banyak perhatian publik di sosial media dan melayangkan serangan ke seseorang itu. Orang-orang dengan kondisi tersebut bisa saja melaporkan serangan yang ditujukan padanya sebagai bentuk penyalahgunaan.

Namun, pelaporan semacam itu, tentu tidak bisa membendung banyaknya serangan yang datang bertubi-tubi. Biasanya, orang-orang dengan kondisi tersebut akan mengatur akun Twitternya ke dalam mode privat atau bahkan bisa sampai menghapus akun.

Dengan adanya konsep untuk mengatur tingkat kemampuan penemuan akun. Pengguna dapat diperingatkan tentang keberadaan peningkatan perhatian negatif yang diterima akun mereka. Peringatan ini diberikan melalui notifikasi dan kemudian diarahkan ke pengaturan privasi.

Hal itu memungkinkan pengguna untuk menonaktifkan kemampuan penemuan akun mereka oleh pengguna Twitter lain. Jadi untuk sementara waktu ketika kemampuan penemuan akun dinonaktifkan, pengguna lain tidak dapat menemukan nama akun pengguna yang bersangkutan. Selain itu, juga terdapat pilihan menonaktifkan akun agar tidak muncul di fitur rekomendasi untuk diikuti. 

Perlu dicatat, meski konsep-konsep di tersebut terdengar menarik dan inovatif, tetapi pihak Twitter mengatakan jika ini hanya sebatas konsep, dan bukan merupakan fitur yang sedang dibangun oleh perusahaan.

Diketahui, konsep ini lahir dari aspirasi berbagai komunitas pengguna di Twitter. Dengan konsep yang dibagikan itu, menandakan jika perusahaan mempertimbangkan berbagai masukan dari penggunanya sambil menunggu langkah selanjutnya.