JAKARTA – Lembaga keuangan internasional (IMF) memperingatkan Presiden El Salvador, Nayib Bukele terkait keputusannya untuk mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negaranya. Mengingat risiko keuangan yang bisa ditimbulkan dari cryptocurrency.
Melansir Bitcoin News, IMF memperingakan bahwa tindakan tersebut bisa menimbukan masalah bagi “ekonomi makro, keuangan dan hukum” di El Salvador.
“Aset kripto dapat menimbulkan risiko yang signifikan dan langkah-langkah pengaturan yang efektif sangat penting ketika berhadapan dengan mereka,” kata juru bicara IMF.
El Salvador telah menjadi sorotan dunia akibat kebijakannya mengesahkan RUU terkait legalisasi Bitcoin. Oleh karena itu, El Salvador telah menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah selain dolar AS.
“Adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah menimbulkan sejumlah masalah ekonomi makro, keuangan, dan hukum yang memerlukan analisis yang sangat teliti sehingga kami mengikuti perkembangan dengan cermat dan akan melanjutkan konsultasi kami dengan pihak berwenang” kata pihak IMF, Gerry Rice.
BACA JUGA:
“Aset kripto dapat menimbulkan risiko yang signifikan dan langkah-langkah pengaturan yang efektif sangat penting ketika berhadapan dengan mereka,” tambah Rice di sebuah konferensi pers yang diselenggarakan di Washington.
Dia juga mengatakan bahwa IMF bakal menemui Presiden El Salvador, Nayib Bukele pada Kamis mendatang guna membahas RUU Bitcoin yang baru-baru ini disahkan. Sementara itu El Slvador telah berdiskusi dengan pihak IMF guna mecari pinjaman sejumlah 1 miliar dolar AS.
Selain itu El Salvador juga mengumumkan bahwa mereka bakal menggunakan energi dari gunung berapi untuk aktivitas penambangan Bitcoin.
“Saya baru saja menginstruksikan presiden La Geo (sebuah perusahan listrk panas Bumi di El Salvador) untuk merencanakan penawaran fasilitas penambangan Bitcoin dengan sangat murah, 100 persen bersih, 100 persen terbarkan, 0 persen energi emisi dari gunung berapi kami. Ini akan berkembang cepat,” ungkap Presiden El Salvador, Nayib Bukele dalam sebuah pernyataan.