Bagikan:

JAKARTA - Instagram dilaporkan telah membuat perubahan dalam algoritma di platform media sosialnya. Temuan ini diketahui setelah kelompok karyawan mengeluh bahwa konten pro-Palestina tidak dapat dilihat oleh pengguna selama konflik di Gaza.

Perubahan ini terutama terkait algoritma pengaturan prioritas konten di Instagram. Menurut sumber yang diketahui Financial Times, Instagram telah mengubah bagaimana mereka memprioritaskan Instagram Stories yang ditunjukkan di linimasa pengguna. 

Biasanya, media sosial tersebut memprioritaskan konten orisinal daripada konten yang dibagikan ulang di Stories. Dengan perubahan algoritma ini, kedua jenis konten akan dibagikan secara berimbang.

Salah satu contohnya adalah tak sengaja menghapus konten tentang masjid Al-Aqsa. Namun, para karyawan tidak percaya penyensoran itu dilakukan tidak disengaja.

"Moderasi berskala besar ini kerap bias terhadap kelompok yang terpinggirkan," ungkap salah seorang karyawan Instagram seperti dikutip dari The Verge, Senin 31 Mei.

Melihat pernyataan itu, juru bicara Instagram mengatakan prioritas konten yang diberikan Instagram terhadap pengguna berdasarkan kebiasaan konten yang disukai pengguna. Sehingga, mendorong orang untuk menyimpulkan perusahaan itu berusaha menekan sejumlah pandangan atau topik tertentu dari pengguna mereka.

"Kami ingin memperjelas, bukan itu maksud kami. Ini berlaku untuk postingan apa pun yang dibagikan ulang di Stories, tentang apa pun itu," ujat juru bicara Instagram.

Perubahan algoritma ini bukan hanya sebagai tanggapan atas keprihatinan konten pro-Palestina. Namun, untuk mengatasi masalah konten re-post yang dinilai sulit dijangkau pengguna lain.

Media sosial itu meyakini bahwa para pengguna masih lebih memilih untuk melihat Stories original, jadi mereka akan mencari cara bagaimana menyorot konten original di Stories lewat fitur baru.

Diketahui, Twitter, Facebook, dan Instagram telah banyak dikritik karena ditudung mensensor konten di sekitar konflik antara Israel dan Palestina dalam beberapa minggu terakhir ini.

Awal bulan ini Twitter membatasi akun seorang penulis Palestina, yang kemudian disebut sebagai kesalahan. Dan Instagram akhirnya meminta maaf setelah banyak akun tidak dapat memposting konten terkait Palestina selama beberapa jam pada 6 Mei.

Kemudian, tak lama kepala Instagram Adam Mosseti men-tweet dengan menjelaskan hal itu karena terdapat bug dalam sistem mereka.

Instagram mengatakan pihaknya telah berulang kali mendengar pengguna yang mengatakan bahwa mereka lebih tertarik dengan cerita asli dari teman dekat, daripada melihat orang membagikan ulang postingan orang lain.