JAKARTA – Di tengah anjloknya bursa perdagangan cryptocurrency. Cardano (ADA) justru mampu bertahan dengan baik dan tidak mengalami penurunan tajam dibanding mata uang digital lainnya.
Berdasarkan laporan Investor Place, Cardano dikembangkan untuk menjadi uang kripto alternatif yang hemat energi ketimbang Ethereum (ETH). Didirikan oleh Charles Hoskinson pada 2017 lalu. Sebanyak 32 miliar token ADA beredar di pasaran dari total 45 miliar Cardano.
Saat ini Ethereum memimpin dunia smart-contract, namun konsumsi energi ETH menjadi fokus utama pihak perusahaan. Semakin mahalnya biaya energi akan membuat para pengguna enggan menggunakan jaringan Ethereum. Cardano muncul sebagai pilihan alternatif yang kuat selain Ethereum.
Dalam 12 bulan terakhir, sebenarnya Cardano mempunyai performa bullish yang sangat tinggi. Kinerjanya mampu naik hingga 2.500 persen. Uang kripto secara keseluruhan mengalami peningkatan signifikan yang didorong oleh devaluasi uang fiat global.
BACA JUGA:
Berbagai pemerintah di seluruh dunia terus mencetak uang kertasnya dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini menyebabkan devaluasi mata uang fiat. Akibatnya, uang kripto Bitcoin menjadi pilihan para investor institusional. Selain itu, altcoin juga mengalami peningkatan yang tinggi.
Kapitalisasi pasar Cardano meningkat setelah uang kripto tersebut listing di Coinbase. Sejumlah analis menyebutnya “efek Coinbase. Pasalnya, dengan hadirnya ADA di platform perdagangan kripto Coinbase, Cardano mampu menjangkau lebih banyak konsumen.
Saat ini, sebagian besar pembelian NFT harus menggunakan Ethereum selaku platform smart-contract. Di sisi lain, Cardano mempunyai keunggulan dalam smart-contract karena ADA menggunakan energi yang ramah lingkungan atau yang biasa disebut sebagai “koin hijau”. Cardano juga dikabarkan akan segera meluncurkan platform smart-contract sendiri.