Bagikan:

JAKARTA - Pasar kripto saat ini sedang mengalami gejolak yang cukup besar. Beberapa kripto menunjukkan kinerja yang mengesankan, sementara yang lain mengalami penurunan signifikan. Di antara beberapa aset kripto yang bersaing di pasar, ada tiga yang menarik perhatian, yaitu Cardano (ADA), Ethereum (ETH), dan Solana (SOL).

Cardano (ADA)

Cardano (ADA) adalah salah satu kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, yang mencapai $64,9 miliar (Rp1.017 triliun) pada 3 Maret 2024, menurut data CoinGecko. Cardano juga merupakan salah satu kripto yang paling banyak diperdagangkan, dengan volume perdagangan harian sebesar 3,2 miliar dolar AS (Rp50,3 triliun).

Namun, belakangan ini, Cardano menunjukkan tren yang mengkhawatirkan di antara para investor. Penurunan yang signifikan dalam volume perdagangan menunjukkan bahwa momentum di balik reli harga ADA akhir-akhir ini mungkin mulai mereda, yang berpotensi menandakan periode volatilitas dan koreksi harga yang akan datang.

John Lee Quigley, direktur riset di Altcoin Buzz, sebuah platform media kripto mengatakan “Cardano saat ini berada di titik kritis, di mana ia harus menunjukkan bahwa ia memiliki cukup permintaan untuk menembus resistensi dan melanjutkan tren naiknya. Jika tidak, ia bisa mengalami penurunan yang tajam dan kembali ke level sebelumnya,” dikutip dari U.Today.

BACA JUGA:


Ethereum (ETH)

Ethereum adalah kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, yang mencapai 212,9 miliar dolar AS (Rp3.337 triliun) pada 3 Maret 2024, menurut data CoinGecko. Ethereum juga merupakan kripto yang paling banyak digunakan, dengan lebih dari satu juta transaksi harian, menurut data Etherscan.

Ethereum telah menaiki gelombang momentum bullish, tetapi seperti pepatah lama, apa yang naik pasti akan turun - atau setidaknya mengambil napas sejenak. Kripto ini telah melihat reli tajam dalam harganya, dari 730,37 dolar AS (Rp11.445) pada 1 Januari 2024 menjadi 1.823,94 dolar AS (Rp28.584) pada 20 Februari 2024, mencetak rekor tertinggi baru.

Namun, dengan kenaikan yang begitu tajam, timbul kekhawatiran tentang keberlanjutan dan potensi pembalikan. Keadaan saat ini dari reli Ethereum adalah satu yang harus diwaspadai. Indikator momentum, meskipun masih berada di wilayah bullish, mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa reli mungkin terlalu diperpanjang. RSI, sebuah osilator momentum yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga, mendekati level 70, yang biasanya menunjukkan kondisi overbought, yang bisa mendahului koreksi harga.

“Kami melihat bahwa Ethereum sedang mengalami kenaikan yang luar biasa, tetapi kami juga melihat bahwa ada beberapa tanda peringatan yang menunjukkan bahwa reli ini mungkin membutuhkan jeda atau bahkan koreksi. Kami menyarankan para investor untuk berhati-hati dan tidak terlalu euforia, karena pasar kripto sangat fluktuatif dan tidak dapat diprediksi,” kata Simon Peters, analis pasar di eToro, sebuah platform perdagangan sosial.

Solana (SOL)

Solana adalah salah satu kripto yang paling menarik di pasar saat ini, dengan kapitalisasi pasar sebesar 8,7 miliar dolar AS (Rp136,4 triliun) pada 3 Maret 2024, menurut data CoinGecko. Solana adalah sebuah platform blockchain yang menawarkan skalabilitas, kecepatan, dan biaya rendah, yang membuatnya menjadi pesaing potensial bagi Ethereum.

Solana telah menunjukkan kinerja yang mengagumkan dalam beberapa bulan terakhir, dengan harga SOL, token asli dari jaringan, naik dari 1,51 dolar AS (Rp23.674) pada 1 Januari 2024 menjadi 14,83 dolar AS (Rp232.458) pada 24 Februari 2024, mencetak rekor tertinggi baru. Kenaikan ini didorrong oleh pertumbuhan ekosistem Solana, yang telah melahirkan berbagai proyek inovatif, seperti NFT, DeFi, game, dan lainnya.

Melihat grafik harga SOL, kita dapat melihat bahwa harga saat ini menguji level Fibonacci retracement 23,6%, yang berada di sekitar Rp188.000 ($12). Jika level ini berhasil bertahan sebagai support, maka harga SOL bisa memantul kembali dan melanjutkan tren naiknya. Namun, jika level ini gagal bertahan sebagai support, maka harga SOL bisa turun lebih lanjut ke level Fibonacci retracement berikutnya, yaitu 38,2%, yang berada sekitar Rp158.000 ($10).

“Solana adalah salah satu kripto yang paling menjanjikan di tahun 2024, dengan teknologi yang inovatif, ekosistem yang berkembang, dan dukungan yang kuat. Namun, seperti halnya kripto lainnya, Solana juga rentan terhadap fluktuasi pasar, dan bisa mengalami koreksi harga yang signifikan. Kami menyarankan para investor untuk memantau indikator teknis, seperti MACD dan Fibonacci retracement, untuk mengetahui titik masuk dan keluar yang optimal,” kata Michael Novogratz, CEO dan pendiri Galaxy Digital, sebuah perusahaan investasi kripto.