Bagikan:

JAKARTA – Saat kripto crash kemarin, harga Algorand (ALGO) mengalami tren kenaikan positif. ALGO berhasil menorehkan harga tertingginya dalam dua tahun ini. Harga tertinggi sepanjang masa (ATH) ALGO berada di level Rp50.402 yang terjadi pada 20 Juni 2019 lalu.

Token ALGO mengalami kenaikan 26 persen dalam 24 jam terakhir, berhasil naik ke harga Rp31.110 pada pukul 10:44 tadi pagi. Itu merupakan harga tertinggi ALGO sejak Juni 2019 lalu ketika mainnet-nya dirilis. Belum diketahui apakah tren kenaikan harga token ALGO akan kembali ke harga tertinggi sepanjang masanya atau tidak. Padahal satu pekan sebelumnya ALGO masih berkutat di Rp16 ribuan.

Kenaikan token Algorand tersebut tampaknya tidak terpengaruh oleh jatuhnya harga Bitcoin kemarin, mengingat hampir semua aset kripto ikut anjlok kecuali stablecoin seperti USDT dan USDC serta koin stabil lainnya. Sementara itu, sejumlah altcoin seperti eCash (XEC) mulai pulih, kemudian diikuti Shiba Inu (SHIB) pada dini hari tadi di market Indonesia.

Melansir Coindesk, token ALGO merupakan satu-satunya token yang menorehkan pengembalian positif di antara 15 platform kontrak pintar teratas berdasarkan kapitalisasi pasarnya sebagaimana data dari platform smart contract Messari. Token dari blockchain layer 1 populer lainnya seperti Ethereum (ETH), Cardano (ADA), Solana (SOL), dan Polkadot (DOT) telah mengalami penurunan dalam 24 jam di saat market crash kemarin.

Akibat kenaikan di tengah market crash, banyak orang di media sosial menganggap ALGO sebagai “the next Solana”. Pada Rabu kemarin, volume perdagangan ALGO terbesar dari bursa kripto Binance dan Coinbase sebagaimana laporan data dari Coingecko.

Pelacak sentimen kripto Trade The Chain mengungkapkan bahwa sentimen harian ALGO mengalami kenaikan lebih dari 40 poin dalam waktu kurang dari empat jam. Seorang analis dari situs tersebut, Nick Mancini menyatakan bahwa hal tersebut menandakan minat trader yang melonjak seketika terhadap ALGO. Trade The Chain mengkalkulasi sentimen token dengan cara menangkap sumber data dari internet dan melakukan kontekstualisasi ke analisis sentimen.

Tidak jauh beda dengan koin-koin yang dijuluki sebagai “Ethereum Killer” seperti Solana, Terra, Cardano, dan Polkadot, Algorand juga disebut-sebut bakal menjadi pesaing ETH dan masuk ke jajaran koin pembunuh Ethereum. Kripto Algorand menggunakan konsensus Proof-of-Stake (PoS), mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan modal ventura papan atas seperti Multicoin Capital, Digital Asset Capital Management, dan Union Square Ventures.