China, Perkembangan Teknologi dan Pengawasan Ketat Dunia Maya
Ilustrasi. (Unsplash/Rami Al-zayat)

Bagikan:

JAKARTA - Pengawas internet utama China mengumumkan 33 aplikasi telepon seluler telah melanggar aturan privasi, dengan mengumpulkan data tanpa persetujuan, serta melakukan pelanggaran lainnya.

Cyberspace Administration of China (CAC), dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada 1 Mei di situs resminya, mengidentifikasi aplikasi peta, yang digunakan untuk olah pesan cepat dan lainnya dengan lebih banyak fungsi, seperti mengunduh emoji.

CAC mengatakan, program mengumpulkan data tanpa persetujuan, lebih banyak informasi dikumpulkan daripada yang dibutuhkan, untuk tujuan operasional dan data itu tidak dihapus atau direvisi sesuai dengan peraturan.

CAC menegaskan, perusahaan memiliki 10 hari untuk mematuhi aturan atau menghadapi denda. Otoritas Beijing diketahui telah menekan 'ekonomi platform' negara yang luas, yang digunakan untuk berbagai macam aktivitas e-commerce mulai dari perbankan hingga pengiriman makanan.

ilustrasi aplikasi
China diketahui memiliki banyak perusahaan di bidang aplikasi. (Unsplash/Roberto Nickson)

Tindakan keras dimulai dengan tahun lalu dari IPO Grup Ant senilai 37 miliar dolar Amerika Serikat dan telah meluas ke seluruh sektor, memukul harga saham perusahaan.

Sebelumnya pada pertengahan April lalu, regulator pasar China, yang baru saja mendenda raksasa e-commerce Alibaba 2,75 miliar dolar Amerika Serikat mengumumkan, pihaknya memperingatkan hampir tiga lusin perusahaan internet, untuk berhenti menggunakan praktik terlarang seperti memaksa vendor untuk menggunakan platform mereka secara eksklusif.

Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR) mengatakan telah memanggil 34 perusahaan, termasuk Tencent, ByteDance dan JD.com. Mereka diberi waktu satu bulan untuk memperbaiki sistemnya.

Selain Tencent, JD.com dan ByteDance, raksasa pencarian Baidu dan platform pengiriman makanan Meituan  termasuk di antara perusahaan yang dipanggil oleh SAMR. Tidak ada yang memberikan komentar langsung.

ilustrasi aplikasi
Ilustrasi. (Unsplash/Marek Levák)

"Regulator tidak ditujukan pada satu perusahaan, tetapi seluruh platform ekonomi, karena ia tumbuh semakin kuat," kata Keso Hong, seorang analis independen di Beijing, melansir Reuters.

"Saya yakin perusahaan akan lebih berhati-hati di masa depan. Sementara itu, menurut saya bagus bagi regulator untuk mengingatkan mereka agar mereka tidak berakhir seperti Alibaba," lanjutnya.

Untuk diketahui, pada Bulan Februari, China mengeluarkan pedoman anti-monopoli baru yang menargetkan platform internet. Secara khusus, regulator memperingatkan praktik memaksa vendor untuk beroperasi hanya pada satu platform, sebuah taktik yang dikenal sebagai 'pilih satu dari dua'.

SAMR juga mengkritik praktik penyalahgunaan dalam pembelian kelompok komunitas, ketika perusahaan menawarkan harga yang sangat rendah untuk merayu pengguna, dan memperingatkan terhadap penyalahgunaan data besar dan pelanggaran terkait pajak.