JAKARTA – Memprediksi munculnya semburan Matahari bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Selama puluhan tahun, ilmuwan NASA mencoba memprediksi fenomenanya secara akurat, tetapi hasilnya sia-sia.
Namun, masalah ini mulai teratasi sejak Observatorium Dinamika Surya diluncurkan. Para ilmuwan kini dapat mengetahui kapan ledakan energi Matahari muncul dengan mengidentifikasi lingkaran yang berkedip-kedip di atmosfer Matahari atau biasa disebut korona.
Saat korona terlihat berkedip, aktivitas ini akan dianggap sebagai tanda-tanda peringatan sehingga NASA dan pemangku kepentingan lainnya dapat mengambil keputusan. Mereka perlu melindungi astronot atau teknologi yang sedang beroperasi di luar angkasa.
Tahun lalu, sekelompok ilmuwan mengamati lingkaran korona di dekat 50 semburan matahari yang dinilai kuat. Mereka menganalisis kecerahannya dalam cahaya ultraviolet ekstrem yang bervariasi sekitar beberapa jam sebelum semburan matahari terjadi.
BACA JUGA:
"Kami menemukan bahwa sebagian cahaya ultraviolet ekstrem di atas wilayah aktif berkedip tidak menentu selama beberapa jam sebelum semburan matahari," kata Kepala Penelitian Emily Mason. "Hasilnya sangat penting untuk memahami semburan matahari."
Sementara itu, kelompok peneliti lain dari Institut Teknologi Angkatan Udara di Ohio memiliki metode analisis yang berbeda. Mereka mencari periode perilaku 'kacau' dalam emisi lingkaran koronal untuk mengetahui seberapa kuat semburan yang dihasilkan matahari.
Apa pun metode yang digunakan, memprediksi datangnya ledakan energi matahari terkuat sangat penting bagi manusia. Dari temuan yang dihasilkan, harapannya pada ilmuwan dapat membantu menjaga astronot, wahana antariksa, hingga jaringan listrik dari radiasi berbahaya.