JAKARTA – Observatorium Swift Neil Gehrels resmi bertambah usia pada 20 November. Selama 20 tahun terakhir, wahana antariksa milik NASA ini telah mencari dan mengumpulkan informasi sains di luar angkasa.
Pembuatan Swift merupakan ide dari para ilmuwan beberapa tahun lalu. Saat itu, sekelompok astrofisikawan membahas tentang teknologi yang dapat membantu mereka dalam memecahkan misteri dari sinar gamma.
Para astronom sepakat bahwa sinar gamma terbagi dalam dua kategori, yaitu semburan panjang dan semburan pendek. Semburan panjang dipercaya terjadi karena inti bintang masif yang runtuh, sedangkan semburan pendek terjadi karena penggabungan objek padat.
Namun, tidak semua astronom setuju dengan asal-muasal sinar gamma. Oleh karena itu, Swift dikembangkan selama beberapa tahun, kemudian diluncurkan dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral yang berada di Florida pada tahun 2004.
"Komunitas sains tidak sepakat mengenai model asal muasal peristiwa ini. Para astronom membutuhkan satelit yang dapat bergerak cepat untuk menemukan lokasinya dan mengarahkan instrumen tambahan ke posisi tersebut," kata NASA, dikutip dari situs resminya.
Swift mempelajari sinar gamma dengan cara mendeteksi lokasi Matahari dan arah medan magnet Bumi. Setelah memiliki gambaran umum terkait lokasinya, Swift mengamati bintang-bintang dan mengarahkan sistemnya untuk berada di posisi yang sama selama pengamatan.
BACA JUGA:
Saat pertama kali diluncurkan, wahana antariksa ini menggunakan tiga giroskop berputar untuk bermanuver. Komponen ini tidak mengalami masalah selama 15 tahun hingga akhirnya salah satu giroskop mulai tidak berfungsi pada Juli tahun lalu.
Teleskop Swift tidak bisa mempertahankan posisi yang akurat sehingga pandangan semakin kabur. Pada Maret tahun ini, giroskop Swift rusak total dan tim teknisi berencana mengalihkan wahana antariksa ini ke mode pertahanan dua giroskop.
NASA berusaha mempertahankan pengamat antariksa ini secara maksimal karena Swift telah berkontribusi banyak dalam misi sains. Wahana ini tak hanya berhasil mengamati sinar gamma, tetapi juga lubang hitam, komet, bintang, dan objek astronomi lainnya.
"Swift adalah bagian penting dari strategi NASA untuk mencari perubahan yang cepat dan tak terduga di langit dengan berbagai teleskop yang menggunakan metode berbeda dalam mempelajari kosmos," ungkap NASA.