Bagikan:

JAKARTA - Kepala riset dari manajer aset digital CoinShares, James Butterfill, mengungkapkan prediksi terbarunya terhadap Bitcoin (BTC). Tidak tanggung-tanggung, Butterfill meramal BTC bisa menembus angka di atas 200.000 dolar AS dalam jangka panjang.

Dalam wawancara dengan CNBC, Butterfill menyatakan bahwa Bitcoin berpotensi mencapai harga 250.000 dolar AS (Rp4,05 miliar) dalam beberapa tahun mendatang, yang berarti kenaikan lebih dari 166% dari harga saat ini. 

Prediksi tersebut tentu menarik dicermati, mengingat bahwa jika harga Bitcoin mencapai angka tersebut, kapitalisasi pasar Bitcoin akan mencakup sekitar 25% dari total pasar emas. Itu artinya market cap BTC meningkat signifikan sekitar 10% dari jumlah saat ini.

Namun, Butterfill mengingatkan bahwa pencapaian harga tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat. “Memang sangat sulit untuk memprediksi waktu yang tepat, dan saya tidak mengharapkan ini terjadi pada tahun 2025. Tetapi arah pergerakan harga akan menuju ke sana,” ungkapnya. 

Untuk tahun ini, Butterfill memperkirakan harga Bitcoin kemungkinan akan mengalami koreksi hingga 80.000 dolar AS (Rp1,3 miliar) dan kemudian dapat memuncak di sekitar 150.000 dolar AS (Rp2,4 miliar).

Bersamaan dengan itu, Butterfill juga mengingatkan bahwa pasar Bitcoin bisa mengalami koreksi tajam jika Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump gagal menjalankan kebijakan yang mendukung aset kripto, seperti yang diharapkan publik. 

Di sisi lain, Butterfill optimis bahwa tahun ini bisa menjadi periode yang menguntungkan bagi Bitcoin berkat lingkungan regulasi yang lebih ramah terhadap aset digital di AS. Banyak investor yang melihat potensi Bitcoin untuk terus tumbuh, berkat adanya kebijakan yang lebih mendukung dan perubahan positif dalam cara pemerintah mengatur industri kripto global.