Bagikan:

JAKARTA – Pengguna Samsung Galaxy S22 Ultra melaporkan masalah serius setelah pembaruan One UI 6.1 yang dirilis pada September 2024. Meskipun pembaruan ini membawa fitur AI Galaxy yang lebih canggih dan peningkatan fungsi, banyak pengguna mengalami gangguan seperti perangkat yang sering macet atau terjebak dalam boot loop tanpa henti.

Seorang pengguna mengungkapkan frustrasinya, "Akibat masalah ini, saya kehilangan banyak dokumen, foto, catatan, dan kenangan indah."

Keluhan dari pengguna terus bermunculan di media sosial dan forum resmi Samsung. Masalah yang dilaporkan meliputi lagging, crash acak, perangkat membeku, hingga reboot berulang. Beberapa pengguna bahkan mengklaim bahwa perangkat mereka menjadi tidak dapat digunakan sama sekali.

Masalah ini dilaporkan dimulai setelah instalasi pembaruan berbasis One UI 6.1 pada September. Ketika mencari bantuan ke pusat layanan resmi Samsung, banyak pengguna diberi tahu bahwa kerusakan disebabkan oleh motherboard yang "rusak" atau "terbakar." Namun, karena sebagian besar unit Galaxy S22 Ultra sudah di luar masa garansi, pengguna diminta untuk menanggung biaya perbaikan sendiri, meskipun pembaruan tampaknya menjadi penyebab utamanya.

Sebelumnya, masalah serupa sempat muncul setelah pembaruan One UI 6.1 dirilis awal tahun ini, yang menyebabkan Samsung menarik kembali pembaruan tersebut untuk perbaikan. Meski versi baru telah dirilis ulang, masalah ini kembali terjadi, memicu kekecewaan pengguna terhadap stabilitas pembaruan perangkat lunak Samsung.

Pengguna Frustrasi Menuntut Tanggung Jawab

Seorang pengguna menjelaskan pengalamannya: "Setelah beberapa pembaruan AI dan patch lanjutan, saya mulai mengalami reboot acak dan gangguan koneksi Wi-Fi. Awalnya masih bisa diatasi, tapi pembaruan terbaru menyebabkan perangkat saya masuk boot loop tanpa akhir, membuat ponsel saya tidak bisa digunakan."

Pengguna tersebut juga mengungkapkan bahwa pusat layanan Samsung menyebut motherboard sebagai sumber masalah, dengan estimasi biaya perbaikan mencapai 481 dolar AS (Rp7,8 juta). Biaya tinggi ini, ditambah dengan hilangnya data penting, membuat banyak pelanggan kecewa dan merasa tidak dihargai.

Masalah ini menimbulkan pertanyaan tentang keandalan pembaruan perangkat lunak Samsung, terutama ketika perusahaan menjanjikan lebih banyak pembaruan versi Android. Hingga kini, belum ada kejelasan apakah Samsung akan memberikan penggantian gratis atau solusi lain, atau tetap mengabaikan masalah ini meski mengorbankan kepercayaan pengguna yang terdampak.