JAKARTA - Dalam beberapa hari terakhir, harga XRP telah mengalami kenaikan siginifikan. Analis kripto Ali Martinez melaporkan bahwa sejumlah investor besar atau yang biasa disebut "whale" memanfaatkan kesempatan emas untuk membeli XRP dalam jumlah masif setelah harga aset kripto ini mengalami penurunan tajam.
Data yang dihimpun oleh Santiment menunjukkan, antara 4 hingga 7 Desember 2024, harga XRP terjun sekitar 23%, dari 2,90 dolar AS (Rp45.165) menjadi 2,22 dolar AS (Rp35.217). Penurunan ini membuat banyak investor besar berlomba-lomba untuk membeli XRP dengan total pembelian mencapai lebih dari 120 juta XRP, yang bernilai sekitar 288 juta dolar AS (Rp4,56 triliun).
Menariknya, meskipun harga XRP turun, para whale ini justru melihat peluang untuk memperbesar portofolio mereka dengan membeli di harga rendah. Ini adalah strategi yang dikenal dengan istilah "buy the dip".
BACA JUGA:
Pada Jumat, 6 Desember, transaksi besar terjadi ketika lebih dari 22 juta XRP ditarik dari bursa kripto terbesar di dunia, Binance. Sejak penurunan tersebut, harga XRP mulai bergerak stabil dan berada di kisaran 2,23 dolar AS (Rp35.330) hingga 2,43 dolar aS (Rp38.505). Bahkan, dalam 24 jam terakhir, harga XRP mengalami lonjakan sebesar 8%, menembus angka 2,43 dolar AS (Rp38.526).
Pergerakan harga XRP yang tajam ini sebenarnya bukanlah yang pertama. Sebelumnya, antara 1 hingga 3 Desember 2024, XRP mencatatkan lonjakan sebesar 51,5%, berhasil menembus harga 2 dolar AS (Rp31.700), dan kembali ke posisi tiga besar cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar. Dalam waktu kurang dari sebulan, XRP telah menambahkan lebih dari 100 miliar dolar AS (Rp1,585 triliun) ke kapitalisasi pasarnya.
Meski begitu, harga XRP saat ini masih jauh di bawah rekor tertinggi yang ditorehkannya pada 2021. Saat itu XRP mencatatkan All Time High-nya di level 3,84 dolar AS per koin yang setara Rp60.953 berdasarkan nilai tukar saat ini.