Harga Bitcoin Melonjak, Volume Transaksi Tokocrypto Naik Tiga Kali Lipat

JAKARTA - Kenaikan harga Bitcoin yang sempat bertengger ke level 103.000 dolar AS (Rp1,63 miliar), tampaknya membawa dampak positif ke peningkatan nilai transaksi kripto di Indonesia, yang juga mencatat kenaikan signifikan. 

Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, menyatakan bahwa lonjakan harga Bitcoin (BTC) dalam beberapa waktu terakhir telah menjadi katalis utama peningkatan aktivitas di pasar kripto, termasuk di Indonesia. 

Ia menjelaskan bahwa volume transaksi di Tokocrypto pada Oktober hingga November 2024 meningkat hampir tiga kali lipat, mencapai nilai mendekati  2 juta dolar AS (Rp31 miliar).

“Momentum bullish ini tidak hanya mendorong peningkatan volume transaksi, tetapi juga menarik lebih banyak investor baru ke industri kripto,” ungkap Iqbal dalam pernyataannya dikutip Senin, 9 Desember. 

Menurutnya, kenaikan harga Bitcoin yang mencapai 131% (YTD) sejak awal tahun menjadi pemantik utama meningkatnya minat investor terhadap aset kripto. 

“Lonjakan harga Bitcoin sering kali menjadi pintu masuk bagi investor untuk mengeksplorasi aset digital lainnya. Ini tidak hanya meningkatkan volume perdagangan, tetapi juga memperkuat pertumbuhan ekosistem kripto secara keseluruhan,” tambahnya.

Lonjakan harga ini didorong oleh beberapa faktor kunci seperti pengurangan pasokan Bitcoin melalui proses halving, arus masuk dana institusional yang luar biasa besar, kemenangan Donald Trump, dan penunjukan tokoh pro-crypto seperti Paul Atkins sebagai ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS. 

“Fenomena ini diperkirakan akan tercermin di pasar Indonesia, di mana investor ritel terdorong oleh fenomena FOMO (Fear of Missing Out). Dengan sentimen pasar yang optimis, lebih banyak investor baru diyakini akan terlibat, baik untuk investasi jangka panjang maupun perdagangan harian,” pungkasnya. 

Namun, di tengah tren positif ini, Iqbal menekankan pentingnya fokus pada edukasi bagi investor dan masyarakat secara keseluruhan agar tidak terjebak dalam euforia pasar tanpa memahami risiko yang melekat pada investasi kripto.