Bagikan:

JAKARTA – Sebagai produsen minyak terbanyak di Indonesia, Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyadari bahwa peran teknologi sangat penting bagi seluruh pekerjanya, baik di lapangan maupun pengelolaan bisnis. 

Saat ini, Wilayah Kerja (WK) Rokan terdiri dari 6.400 kilometer persegi yang mencakup 11.300 sumur minyak aktif. Dengan banyaknya wilayah untuk memproduksi minyak, skala operasinya menjadi besar dan kompleks sehingga teknologi dan inovasi digital sangat diperlukan. 

Menurut VP Information Technology PHR Triatmojo Rosewanto, perusahaannya berhasil melakukan transformasi digital. Penerapan teknologi ini tidak hanya meningkatkan jumlah produksi barel minyak per hari, tetapi juga meningkatkan keselamatan para pekerjanya. 

“Teknologi-teknologi ini tidak hanya mampu mendukung peningkatan produktivitas, tetapi juga menjamin keselamatan operasional dan memitigasi risiko lingkungan, sesuai dengan prioritas kami untuk menjaga keberlanjutan energi di Indonesia," kata Triatmojo pada Senin, 11 November. 

Ada sejumlah teknologi yang anak perusahaan Pertamina ini gunakan, seperti Well Monitoring Systems yang memanfaatkan Rod Pump Simulator dan Rod Pump Controller (RPC) untuk mengumpulkan data secara real-time agar kegiatan produksi bisa terpantau. 

Selain itu, PHR juga mengadopsi Computer Vision untuk memantau para pekerja dan alat berat di lapangan melalui CCTV. Teknologi ini bisa mendeteksi apakah pekerja di lapangan sudah memakai alat keamanan yang lengkap, mulai dari helm hingga sepatu safety. 

Untuk kebutuhan pemeliharaan sumur minyak, PHR juga menggunakan Digital Innovation Center (DICE) sebagai pusat kendali operasional. Triatmojo menjelaskan bahwa DICE, "memanfaatkan big data untuk memantau sumur secara real-time dan mengambil keputusan penting." 

Inovasi lainnya yang tidak kalah penting adalah pemanfaatan teknologi Mixed Reality (MR) menggunakan perangkat HoloLens yang dikembangkan Microsoft. Teknologi ini diperlukan untuk mengurangi kebutuhan mobilisasi tim ke lapangan dan menyimulasikan prosedur kerja di area yang berbahaya.

"Kita manfaat kan (teknologi) itu untuk meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi, meningkatkan keamanan dan keselamatan operasi," ungkap Triatmojo. "Inovasi yang kita lakukan itu selalu dimulai dengan infrastruktur yang handal. Selain handal, harus aman, makanya cyber security penting."

Ada tiga hal yang menjadi fokus PHR selama melakukan optimisasi bisnis melalui transformasi digital, yaitu keselamatan hingga remediasi lingkungan, meningkatkan jumlah pengeboran dan produksi, hingga mengembangkan sumber daya manusia dan kolaborasi.