JAKARTA – Saham Trump Media & Technology Group (TMTG) mengalami lonjakan pada Jumat 8 November setelah Presiden AS terpilih Donald Trump menyatakan bahwa ia tidak berniat menjual sahamnya di perusahaan yang memiliki platform media sosial, Truth Social.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump membantah apa yang ia sebut sebagai rumor bahwa ia berencana menjual sahamnya, sehari setelah harga saham perusahaan tersebut anjlok. "Ada rumor dan/atau pernyataan palsu yang mungkin dibuat oleh manipulasi pasar atau penjual pendek, bahwa saya berniat menjual saham Truth. RUMOR ATAU PERNYATAAN ITU SALAH. SAYA TIDAK AKAN MENJUAL!" tulis Trump.
Saham perusahaan tersebut ditutup naik 15,2% pada hari Jumat di angka 31,91 dolar AS (Rp500 ribu), dan sempat mencapai level tertinggi sesi di 33,03 dolar AS (Rp516 ribu). Perdagangan saham sempat dihentikan karena volatilitas setelah pernyataan Trump tersebut.
Saham Trump Media sempat melonjak selama beberapa minggu menjelang pemilu. Pada Kamis, 7 November, harga saham mengalami penurunan karena spekulasi tentang kemenangan Trump untuk masa jabatan kedua mulai berkurang sehari setelah kemenangannya atas cawapres Partai Demokrat Kamala Harris. Saham naik 5,9% pada Rabu 6 November setelah Hari Pemilu pada Selasa, 5 November.
BACA JUGA:
Meskipun Trump dan Wakil Presiden Harris hampir berimbang dalam banyak jajak pendapat opini publik menjelang pemilu, pasar taruhan online lebih berpihak kepada mantan presiden tersebut, mendorong para investor untuk masuk ke sekuritas yang dipandang lebih mungkin diuntungkan atau tertekan di bawah kepemimpinannya. Hal ini menyebabkan kenaikan sekitar 200% pada saham Trump Media dalam enam minggu menjelang pemilu.
Trump sebelumnya telah menyatakan pada bulan September bahwa ia tidak akan menjual sahamnya di perusahaan dan tidak akan meninggalkan platform media sosial yang ia dirikan.
Trump memiliki hampir 115 juta saham dan sekitar 53% saham di Trump Media. Dengan harga saham pada Jumat, kepemilikan Trump di perusahaan ini bernilai sekitar 3,7 miliar dolar AS (Rp57,92 triliun), sementara kapitalisasi pasar totalnya sekitar 7 miliar dolar AS (Rp109,5 triliun). Volatilitas implisit 30-hari saham – ukuran berbasis opsi mengenai seberapa besar kemungkinan saham akan berayun dalam waktu dekat – telah turun dari rekor tertinggi 300% yang dicapai sebelum pemilu, tetapi tetap sangat tinggi di sekitar 200%, menurut data Trade Alert.
Meskipun pemilu presiden telah selesai, para pedagang opsi memperkirakan saham akan berayun hingga 25% dalam sepekan ke depan, menurut data opsi LSEG.