JAKARTA - Dewan Pengawas Meta, perusahaan induk Facebook, pada Kamis 17 Oktober mengundang komentar dari publik terkait konten yang membahas masalah imigrasi dan dinilai berpotensi merugikan para imigran. Selain itu, mereka juga membagikan dua kasus yang diizinkan tetap dipublikasikan oleh moderator Facebook, meskipun mendapat laporan dari pengguna.
Dewan ini akan meninjau apakah kebijakan Meta untuk melindungi pengungsi, migran, imigran, dan pencari suaka hanya dari serangan paling parah di platform media sosialnya sudah memadai. Dewan Pengawas Meta, meskipun didanai oleh perusahaan media sosial raksasa itu, beroperasi secara independen. Setelah mengumpulkan komentar dari publik, dewan ini dapat mengeluarkan rekomendasi kebijakan yang bersifat tidak mengikat kepada Meta.
Dua Kasus Kontroversial
Kasus pertama yang diangkat oleh Dewan Pengawas Meta melibatkan sebuah halaman Facebook yang dimiliki oleh partai koalisi sayap kanan di Polandia. Pada bulan Mei, halaman tersebut mengunggah meme yang menggunakan istilah untuk orang kulit hitam yang secara luas dianggap ofensif dan menghina di Polandia.
Postingan ini dilihat oleh lebih dari 150.000 pengguna, dibagikan lebih dari 400 kali, dan memperoleh lebih dari 250 komentar. Postingan tersebut dilaporkan sebanyak 15 kali oleh pengguna karena dianggap sebagai ujaran kebencian, tetapi setelah dilakukan peninjauan ulang oleh tim manusia di Meta, postingan tersebut tetap dibiarkan.
Kasus kedua terjadi di Jerman, di mana sebuah halaman Facebook pada bulan Juni mengunggah gambar seorang wanita berambut pirang dan bermata biru yang mengangkat tangannya dalam isyarat untuk berhenti.
Gambar tersebut disertai dengan teks yang menyatakan bahwa Jerman tidak lagi membutuhkan "spesialis pemerkosaan berkelompok." Postingan ini juga diizinkan tetap berada di platform setelah ditinjau ulang oleh moderator manusia Meta.
Setelah kedua kasus ini diangkat oleh Dewan Pengawas, para ahli kebijakan Meta kembali meninjau keputusan tersebut, tetapi mereka mengonfirmasi bahwa keputusan awal mereka untuk tidak menghapus konten itu adalah benar.
Langkah Dewan Pengawas
Helle Thorning-Schmidt, salah satu ketua Dewan Pengawas dan mantan Perdana Menteri Denmark, menegaskan bahwa kasus simbolis ini dari Polandia dan Jerman akan membantu dewan dalam menentukan apakah Meta perlu melakukan lebih banyak upaya atau apakah langkah yang dilakukan saat ini sudah cukup dalam menangani masalah ujaran kebencian, terutama yang terkait dengan imigrasi.
"Ini adalah isu kritis yang sangat penting bagi banyak orang di seluruh dunia," kata Thorning-Schmidt.
BACA JUGA:
Dengan mengajak publik untuk memberikan masukan, Dewan Pengawas Meta berharap dapat menampung berbagai perspektif terkait dengan bagaimana moderasi konten terkait imigrasi harus dilakukan, apakah perlu adanya pembatasan yang lebih ketat, atau apakah kebijakan saat ini sudah tepat.
Keputusan akhir dari Dewan Pengawas, meskipun tidak mengikat, sering kali menjadi pertimbangan penting bagi Meta dalam menentukan kebijakan platformnya. Dewan ini didirikan sebagai bagian dari upaya Meta untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan konten kontroversial di platform mereka, yang mencakup Facebook dan Instagram.
Meta telah lama mendapat kritik atas cara platformnya menangani ujaran kebencian, terutama yang menargetkan kelompok minoritas, termasuk imigran. Dewan Pengawas bertujuan untuk memberikan solusi yang lebih adil dan seimbang dalam penegakan aturan, dengan mendengarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk pengguna dan pakar.
Dengan banyaknya perdebatan seputar moderasi konten di media sosial, keputusan yang akan diambil berdasarkan komentar publik ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perlindungan kelompok-kelompok yang rentan dari serangan kebencian secara online.