Bagikan:

JAKARTA – Euclid, penjelajah alam semesta milik Badan Antariksa Eropa (ESA), berhasil membuat peta alam semesta bagian pertama. Peta besar ini dipamerkan di Kongres Astronautika Internasional (IAC) di Milan, Italia.

Gambar yang diperlihatkan Direktur Jenderal ESA, Josef Aschbacher, dan Direktur Sains, Carole Mundell, pada 15 Oktober menunjukkan bahwa peta ini berisi jutaan bintang dan galaksi. Potongan peta ini terdiri dari 208 gigapiksel mosaik berukuran besar.

Mosaik ini terdiri dari 260 pengamatan yang dilakukan dalam waktu dua minggu, yaitu pada 25 Maret hingga 8 April. Hasil pengalaman ini hanya menghasilkan satu persen dari luas yang ditargetkan Euclid untuk enam tahun ke depan. 

"Selama survei ini, teleskop mengamati bentuk, jarak, dan gerakan miliaran galaksi hingga 10 miliar tahun cahaya. Dengan melakukan ini, teleskop akan menciptakan peta kosmik 3D terbesar yang pernah dibuat," ungkap ESA melalui situs resminya.

Meski hanya satu persen, peta ini sudah mencakup 100 juta objek yang ada di luar angkasa, termasuk bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti dan galaksi sekitarnya. Dengan membuat peta ini, ESA ingin menemukan materi gelap dan energi gelap yang tersembunyi di alam semesta.

"Kamera sensitif pesawat antariksa itu menangkap banyak sekali objek dengan sangat detail. Dengan memperbesar mosaik tersebut (gambar ini diperbesar 600 kali lipat dibandingkan tampilan penuh), kita masih dapat melihat dengan jelas struktur rumit galaksi spiral," jelas ESA.

Euclid memang dirancang untuk menemukan sifat dari energi gelap dan materi gelap yang belum pernah ditemukan hingga saat ini. Untuk mencapai misi tersebut, ESA menyertakan dua instrumen untuk mengamati galaksi hingga 10 miliar tahun cahaya.

Salah satu instrumen yang Euclid bawa adalah detektor Near-Infrared Spectrometer and Photometer (NISP) milik NASA. Instrumen ini menggunakan sistem optik tunggal untuk mengumpulkan dua jenis data yang berbeda melalui pengamatan 10 derajat persegi setiap harinya.