JAKARTA - Badan Antariksa Eropa (ESA) sukses meluncurkan Teleskop Luar Angkasa Euclid, dirancang untuk mengungkap sifat dua komponen misterius alam semesta, materi gelap dan energi gelap.
Menumpang roket milik SpaceX, Falcon 9 dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), Teleskop Euclid lepas landas pukul 11:12 EDT pada 1 Juli.
Setelah peluncuran dan pemisahan dari roket, Pusat Operasi Antariksa Eropa (ESOC), ESA di Darmstadt, Jerman, mengonfirmasi perolehan sinyal dari Teleskop Euclid melalui stasiun bumi New Norcia di Australia pada pukul 11:57 EDT.
“Peluncuran Euclid yang sukses menandai awal dari upaya ilmiah baru untuk membantu kami menjawab salah satu pertanyaan paling menarik dalam sains modern," ungkap Direktur Jenderal ESA Josef Aschbacher dalam sebuah pernyataan.
"Pencarian untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang kosmos kita adalah apa yang menjadikan kita manusia. Dan, seringkali, itulah yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi baru yang kuat dan menjangkau jauh," imbuhnya.
Teleskop tersebut dinamai menurut matematikawan Yunani Euclid dari Aleksandria, yang hidup sekitar 300 SM dan mendirikan subjek geometri. Karena kerapatan materi dan energi terkait dengan geometri alam semesta, misi tersebut dinamai untuk menghormatinya.
Diketahui, Teleskop Euclid merupakan misi Eropa sepenuhnya, dibangun dan dioperasikan oleh ESA, dengan kontribusi dari NASA serta mitra internasionalnya.
Menjelajahi Alam Semesta yang Luas dan Gelap
Nantinya, Teleskop Euclid akan mengeksplorasi komposisi dan evolusi alam semesta yang gelap dengan membuat peta 3D terbesar paling akurat, yang melintasi ruang dan waktu, serta mengamati miliaran galaksi hingga 10 miliar tahun cahaya, menjelajahi lebih dari sepertiga langit.
Teleskop akan mengeksplorasi bagaimana alam semesta berkembang, mencari tahu struktur skala besar didistribusikan melintasi ruang dan waktu, mengungkapkan lebih banyak tentang peran gravitasi juga sifat energi serta materi gelap secara menyeluruh.
Dari sana, para astronom ESA juga para ahli teori dapat menyimpulkan sifat energi gelap, materi gelap, dan gravitasi untuk mengungkap lebih banyak tentang sifat dari entitas yang penuh teka-teki ini.
Tugas di Orbit
Setelah peluncuran, Teleskop Euclid akan berlayar menuju titik Lagrange Matahari-Bumi 2 (L2). Empat minggu setelahnya, teleskop bakal memasuki orbit di sekitar titik itu, yang terletak 1,5 juta kilometer dari Bumi, berlawanan arah dengan Matahari.
Begitu berada di orbit, operator misi di darat mulai memverifikasi semua fungsi teleskop. Dalam waktu tersebut, sisa air dikeluarkan dan selanjutnya instrumen Teleskop Euclid akan dihidupkan.
Berkisar satu dan tiga bulan setelah peluncuran, Teleskop Euclid akan melalui beberapa kalibrasi dan uji kinerja ilmiah serta bersiap untuk misi sainsnya. Teleskop memulai fase awal survei alam semesta tiga bulan setelah diluncurkan.
Selama enam tahun, Teleskop Euclid akan mensurvei sepertiga langit dengan akurasi dan kepekaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Memiliki tinggi sekitar 4,7 m dan diameter 3,7 m, Teleskop Euclid terdiri dari dua komponen utama yakni modul layanan serta modul payload.
Modul muatan terdiri dari teleskop berdiameter 1,2 m dan dua instrumen ilmiah, seperti kamera dengan panjang gelombang tampak (VIS) dibesut oleh ESA untuk mengambil gambar galaksi yang sangat tajam di sebagian besar langit.
BACA JUGA:
Terdapat juga Near-Infrared Spectrometer and Photometer (NISP) yang berfungsi menganalisis inframerah cahaya galaksi dengan panjang gelombang untuk menetapkan jaraknya secara akurat. NASA menyediakan detektor untuk NISP.
Berkat sistem tersebut, kualitas gambar Teleskop Euclid setidaknya empat kali lebih tajam daripada yang dicapai oleh survei langit berbasis darat.
Sementara, modul layanan berisi sistem satelit, yaitu pembangkit, distribusi tenaga listrik, kontrol sikap, elektronik pemrosesan data, propulsi, telekomando, telemetri, dan kontrol termal.
Dikontrol dari Bumi
Teleskop Euclid akan dikendalikan dari ESOC. Untuk mengatasi sejumlah besar data yang akan diperolehnya, jaringan antena luar angkasa Estrack ESA telah ditingkatkan.
Data tersebut akan dianalisis oleh Konsorsium Euclid, yang terdiri dari 2000 ilmuwan, 300 lembaga di seluruh Eropa, AS, Kanada, dan Jepang.
Saat misi berlangsung, data Teleskop Euclid akan dirilis tahunan dan dapat diakses oleh komunitas ilmiah global melalui Arsip Sains yang diselenggarakan di Pusat Astronomi Antariksa Eropa ESA di Spanyol. Demikian dikutip dari Scitech Daily dan berbagai sumber, Senin, 3 Juli.