Bagikan:

JAKARTA - Meningkatnya popularitas aplikasi VPN berkualitas rendah di Rusia menjadi sorotan, terutama setelah tindakan Apple untuk mematuhi permintaan pemerintah Rusia dengan menghapus sekitar 60 aplikasi VPN dari App Store musim panas lalu. Sejak konflik di Ukraina dimulai, hampir 100 aplikasi VPN dihapus, termasuk layanan populer seperti ExpressVPN dan NordVPN.

Langkah ini dinilai oleh para kritikus sebagai bentuk dukungan terhadap kontrol pemerintah Rusia atas akses internet, membatasi kemampuan warga untuk menghindari sensor. Namun, meski aplikasi VPN resmi banyak yang dihapus, warga Rusia masih dapat menemukan berbagai aplikasi VPN gratis yang mengklaim menawarkan enkripsi aman dan privasi dalam berselancar.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa 8 dari 10 aplikasi gratis teratas di App Store Rusia adalah aplikasi VPN. Namun, banyak dari aplikasi ini diduga tidak dapat diandalkan dan berpotensi membahayakan pengguna.

Beberapa di antaranya dilaporkan mencatat data pengguna, termasuk riwayat penjelajahan dan alamat IP, dan menjualnya ke pihak ketiga atau bahkan menyerahkannya kepada pemerintah.

Di negara dengan rezim otoriter seperti Rusia, VPN yang disetujui oleh pemerintah bisa saja digunakan sebagai alat pengawasan alih-alih perlindungan privasi. Pengguna yang mencoba mengakses situs yang diblokir atau menjaga kerahasiaan penelusuran mereka dapat terancam hukuman penjara jika menggunakan VPN berkualitas rendah.

Pengguna di negara dengan undang-undang sensor ketat disarankan untuk memeriksa penyedia VPN dengan teliti, memastikan bahwa mereka benar-benar independen dan menerapkan kebijakan tanpa pencatatan yang ketat. Mengandalkan VPN yang tersedia di App Store tanpa investigasi lebih lanjut bukanlah pilihan yang aman.