Jakarta– Sebuah think tank konservatif terkemuka, Heritage Foundation, meminta NASA untuk mengungkapkan komunikasi internal karyawan terkait Elon Musk dan mantan Presiden AS Donald Trump. Permintaan ini merupakan bagian dari upaya untuk membantu Trump menyingkirkan pegawai negeri yang tidak kooperatif jika ia terpilih kembali sebagai presiden pada November mendatang.
Sejak 3 September, Heritage Foundation telah mengajukan setidaknya 192 permintaan Freedom of Information Act (FOIA) kepada NASA. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi pegawai yang mungkin menentang Trump dan Musk, terutama terkait kemajuan perusahaan Musk, seperti SpaceX.
Menurut Mike Howell, direktur unit investigasi Heritage Foundation, NASA dan lembaga pemerintah lainnya dianggap menghambat inovasi karena terlalu terfokus pada "politik identitas" daripada misi luar angkasa.
Permintaan ini diduga juga bertujuan untuk membantu Trump menghidupkan kembali rencana dari masa jabatan pertamanya, yang bertujuan menggantikan pegawai federal yang dinilai tidak sejalan dengan pemerintahannya.
BACA JUGA:
"Kami ingin memastikan bahwa pemerintah yang dipersenjatai tidak diarahkan pada Musk," kata Howell.
NASA mengkonfirmasi telah menerima jumlah permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Heritage Foundation. Hingga saat ini, tidak ada indikasi bahwa Musk atau kampanye Trump terlibat langsung dalam upaya ini, meskipun Musk telah secara terbuka mendukung Trump.
Heritage Foundation telah lama memiliki hubungan dekat dengan Trump dan baru-baru ini dikenal melalui "Project 2025," inisiatif yang dianggap sebagai panduan untuk perombakan konservatif pemerintah federal jika Trump kembali menjabat.